Kupang, Vox NTT- Perhimpunan Mahasiswa Ngada (Permada) Kupang turut melakukan aksi gerakan seribu (geser) bertajuk ‘peduli Gurusina’.
Pengumpulan sumbangan berupa uang, perabot rumah tangga dan pakaian.
Geser ini dilakukan secara sukarela oleh kelompok mahasiswa Permada yang sedang mengenyam pendidikan di Kota kupang.
Koordinator umum aksi geser, Rolan Nanga mengatakan, kegiatan pengumpulan dana dan pakaian dilakukan di setiap perempatan dan lampu merah Eltari Kota Kupang, terhitung sejak tanggal 14-18 Agustus 2018.
Tidak hanya itu, kata dia, Permada Kupang juga mendatangkan langsung rumah-rumah warga, terutama orang tua Ngada yang ada di Kupang.
“Puji Tuhan selama sepekan kita telah mengumpulkan uang sebesar Rp 3.500.000, pakaian layak pakai sebanyak lima karung ukuran 50 kilogram. Nilai yang kami kumpul tentu jauh dari yang dibutuhkan, namun ini adalah wujud kepedulian kami sebagai orang muda yang mesti mengambil bagian dalam tragedi ini,” kata Rolan.
Baca Juga: Kecurigaan di Balik Kebakaran Dua Tempat Pariwisata NTT
Sementara itu, Ketua Umum Permada, Aris Lalu mengatakan, penyaluran akan dilakukan hari ini, 20 Agustus 2018 melalui pesawat Kupang- Soa.
Geser yang dilakukan Permada Kupang ini, kata dia, merupakan inisiatif dari seluruh anggota yang tersebar di dua tempat yakni, Bajawa dan Kupang.
“Gerakan Seribu yang dilakukan di Bajawa menghasilkan uang sebesar Rp 2.675.000, uang tersebut langsung digunakan untuk pengadaan konsumsi yakni, energen 2 dos,telur 10 papan, mie 19 dos, dan langsung diserahkan hari itu juga, Selasa, 14 Agustus 2018 lalu,” kata Aris kepada VoxNtt.com, Minggu malam (19/08/2018).
Saat ini kata dia, persediaan makanan sudah bisa dikatakan cukup. Namun yang paling dibutuhkan sekarang adalah pakaian, selimut, buku tulis, serta kasur.
“Permada Kupang akan kembali menyerahkan bantuan tahap dua yang dilakukan oleh teman-teman yang berada di Kupang , Rabu 22 Agustus 2018,” tutup Aris.
Untuk diketahui, peristiwa kebakaran rumah adat Gurusina, Desa Watu Manu, Kecamatan Jerebu’u, Kabupaten Ngada, NTT pada 13 Agustus 2018 lalu, mengisahkan luka mendalam bagi para korba.
Baca Juga: Penyebab Kebakaran Rumah Adat Gurusina Jerebu’u
Kebakaran itu membuat warga Gurusina kehilangan rumah adat sebagai tempat sakral para leluhur.
Gurusina sendiri adalah salah satu tempat pariwisata yang kerap dikunjungi para turis, baik wisatawan nusantara maupun luar negeri.
Bencana itu mengakibatkan 27 dari 33 rumah adat ludes terbakar. Kerugian yang ditanggung pun tidak sedikit.
Penulis: Tarsi Salmon
Editor: Ardy Abba