*) Antologi Puisi Rian Odel
Mimpi Basah di Puncak Himalaya
(Para Bapak Besar)
Mimpimu terperangkap di puncak Himalaya
Tersangkut pada nikmat samar bintang
tentang dongeng para dewa
Pada puncaknya yang terlampau tinggi
Kau daratkan rasa rindu pada purnama bulan
Sedangkan sinar cahayanya, kau genggam dalam gelap dadamu
Dan kami menyendiri dalam kemarau kepada hujan
Nasihatmu terlalu gampang
Tentang doa kepada dosa, tentang dosa kepada doa
Curam tubir dan kotor bibir
Adalah identitas pada harum dompet di saku belakang
Dan kilau emas pada cincin lidahmu
Inginmu terbang jauh ke angkasa
Dengan sayap kertas layang-layang
Dan kami menatap pengap dari lereng bimbang
Kau terperangkap di puncak nikmat Himalaya
2017
Di Bangku Pengakuan
Cinta suami kepada istri seperti anak tiri pada kamar pengantin berlimpah semak
Lidahnya bercabang-cabang janji
Ada cabang berbuah durian, ada cabang berbuah kedondong
Tumbuh pada pohon doaku pada-Mu.
2018
Polisimu dan Puisiku
(Sekalipun ototmu polisi, aku hadang dengan puisi)
Sekalipun biara tempatnya diam,
lidah ini tetaplah tajam, agar puisi jangan dirajam
Bagai lonceng keras berdentang
Sekalipun kapela tempatnya tenang
Tembok baja dan pagar berduri
pun beratus-ratus ribu peluru polisi
Aku hadang dengan sebait puisi
Judulnya menikam laknat
Tajamnya membongkar ke dasar-dasar pantat
Ia menjelma bulir-bulir embun dan
Meresap ke sekujur jiwamu dan
Membasahi kerontang rasa dan
Meneteskan rindu satu per satu.
Ia menumbuhkan tetumbuhan hijau
Pada muara sungai yang kita tanam di rumahmu.
Yaitu judul puisiku
*Rian Odel,Peminat Sastra, Tinggal di Unit Yosef Ledaleo.