Ruteng, Vox NTT- Rapat paripurna dengan agenda laporan kerja tim perumus badan anggaran tentang KUA PPAS Perubahan tahun 2018 di DPRD Manggarai, Rabu (05/09/2018), berlangsung ricuh.
Kericuhan bermula ketika Anggota DPRD Manggarai, Marsel Nagus Ahang meminta penjelasan Bupati Manggarai Deno Kamelus terkait defisit anggaran dalam SILPA KUA PPAS Perubahan tahun 2018 sebanyak Rp 35.454.568.884.
Selain soal defisit SILPA, Ahang juga meminta penjelasan Bupati Deno terkait pelaksanaan tender sebanyak 26 proyek di Dinas Kesehatan dari DAK Afirmatif di atas tanggal 31 Agustus 2017 lalu.
Padahal dari sisi aturan jadwal lelang, kata dia, tidak dibenarkan proyek ditenderkan di atas 31 Agustus untuk satu tahun anggaran.
Kericuhan memuncak ketika Marsel Ahang menginterupsi penjelasan Bupati Deno terkait kritikannya.
Ahang yang duduk di bagian depan kanan ruangan paripurna dengan lantang menyatakan interupsi kepada pimpinan sidang, yakni Wakil Ketua I DPRD Manggarai Paulus Peos.
Dalam intrupsinya, dia menilai Bupati Deno “buta hukum” karena memerintahkan tender proyek di atas 31 Agustus 2017 lalu.
Namun Anggota DPRD lain dari PAN Matias Masir tiba-tiba menyela Ahang agar menyampaikan usulan dengan santun di ruang paripurna.
Ahang yang tak terima dengan usulan Masir langsung naik pitam. Akibatnya, terjadi baku tunjuk dengan Masir yang duduk di bagian kiri belakang ruangan paripurna.
“Matias Masir kau diam,” ujar Ahang sambil menunjuk Matias Masir dengan jari telunjuknya.
Masir yang tersulut emosinya kembali menunjuk Ahang dengan tangan telunjuknya. Tak lama berselang, Ahang maju menuju meja Matias Masir sambil membanting sebuah gelas dan membalikan salah satu meja.
Beruntung Pol PP yang masih bertugas berhasil melerai keduanya, sehingga tidak terjadi baku pukul.
Ahang kemudian diseret anggota Pol PP ke luar ruangan sidang, sambil palu sidang diketok untuk skorsing.
Setelah beberapa saat kemudian, palu skorsing kembali dicabut. Rapat pun kembali dilanjutkan.
Sesaat sebelum mulai, Ahang kembali datang di ruang paripurna dan bertemu dengan sejumlah awak media.
Sambil menjelaskan alasan dia geram, Ahang menunjuk wajah kanannya yang luka gores kepada para awak media.
Menurut dia, ia terluka karena dipukul anggota Pol PP yang melerainya saat hendak berkelahi dengan Matias Masir di ruang paripurna.
Penulis: Ardy Abba