Kupang, Vox NTT– Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat membentak anggota DPRD NTT Fraksi PKB, Noviyanto Umbu Pati Lende saat paripurna Pengantar Nota Keuangan atas Rancangan Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2018 di lantai II ruang rapat DPRD NTT, Senin (17/9/2018).
Kejadian ini bermula saat Noviyanto menyampaikan interupsi untuk menanyakan empat poin terkait jalannya sidang paripurna.
“Pada jam 9 saya tanda tangan absen dan saya melihat jumlah anggota dewan yang hadir sudah memenuhi kuorum sekitar 40-an orang. Artinya sudah kuorum. Pertanyaan saya pada pion pertama itu mengapa kehadiran anggota dewan sudah memenuhi kuorum pada jam 9 tapi sidang belum dimulai, Itu pertama. Kedua, mengapa dokumen yang sudah ada di meja dewan ditarik kembali , mohon penjelasan pimpinan. Ketiga, sejak saya datang jam 9 itu saya melihat situasi yang tidak biasa terjadi di lembaga ini dimana ada pihak-pihak yang diluar sistem yang sibuk melakukan komunikasi, diskusi secara serius. Jadi, kejadian-kejadian itu yang saya ingin sampaikan,” tutur Noviyanto kepada VoxNtt.com usai sidang.
Dia menceritakan, saat menyampaikan poin ketiga, gubernur Laiskodat langsung merampas mike dan menunjuk ke arahnya.
Beruntung, saat itu ketua DPRD NTT, Anwar Pua Geno berusaha melerai dan menenangkan emosi Gubernur.
“Saya belum sampaikan poin keempat gubernur langsung serang saya,” tutur Noviyanto.
Dia mengatakan, kejadian seperti itu sangat unik dan langka selama dirinya menjadi anggota DPRD NTT.
“Mestinya pertanyaan anggota dewan itu dijawab pimpinan rapat, karena yang sapaan awal saya, saya diminta jawaban pimpinan bukan gubernur. Lalu gubernur ambil mike langsung tunjuk saya. Saya pikir ini kejadian yang luar biasa,” tegas Noviyanto.
Noviyanto sendiri mengaku kecewa dengan kejadian itu. Tugas dan fungsinya sebagai anggota DPRD seperti dibungkam Gubernur NTT.
“Ini wakil rakyat, kami wakil rakyat. Saya sangat kecewa,” tutur Anggota DPRD NTT dari Dapil Sumba itu.
Dia menambahkan, dinamika dalam sidang paripurna itu hal biasa apalagi sekadar interupsi pimpinan sidang.
“Gubernur yang lalu, sebelum ini, menikmati untuk mendengar itu. Walaupun itu sakit, walaupun itu juga puji-pujian, mereka senang. Tapi tadi saya sangat kaget. Saya mendapat perlakuan yang tidak wajar dari seorang gubernur,” ungkapnya.
Dia berharap, kejadian seperti itu tidak terulang lagi demi menjaga marwah DPRD.
Sementara itu, ketua DPRD NTT Anwar Pua Geno kepada wartawan mengatakan, kejadian itu merupakan bagian dari dinamika dalam persidangan Dewan.
“ Itu hak anggota dewan untuk menyampaikan interupsi,” kata Anwar.
Anwar sendiri juga terkejut dengan aksi spontan gubernur NTT yang tak terduga itu.
“Saya spontan memegang tangan kiri gubernur untuk menenangkan beliau,” kata Anwar
Penulis : Tarsi Salmon
Editor : Irvan K