Kupang, Vox NTT-Di kalangan Politisi NTT, pemuda dan mahasiswa di Kota Kupang, nama Patrianus Lali Wolo tidak asing lagi.
Putra asal Nagekeo ini merupakan Anggota DPRD NTT periode 2014-2019 mewakili masyarakat Kabupaten Ngada, Nagekeo, Ende dan Sikka.
Sebelum menjadi anggota DPRD NTT, segudang prestasi di bidang usaha telah ditorehnya dengan gemilang.
Berikut ini adalah kisah perjuangan Patris yang patut diteladani sekaligus menjadi motivasi bagi semua kalangan khususnya bagi pengusaha dan politisi muda.
Patris lahir di Wolobidi, 21 Februari 1974 dari pasangan Bapak Arnoldus Siga dan Ibu Margaretha Muku Wea. Pasangan suami istri (Pasutri) ini terkenal sederhana dan pekerja keras. Patris merupakan putra bungsu dari empat bersaudara.
Sebagai lelaki yang tumbuh dalam keluarga sederhana, Patris kecil, mendapat tempaan keras dari Bapak Nodus (Arnoldus Siga-red) dan Mama Etha (Margaretha Muku Wea-red). Bertani, beternak adalah rutinitasnya setiap pulang sekolah, sejak duduk di bangku Sekolah Dasar di SDK Boawae I, 1981-1987.
Ayahandanya mengajarkan Patris dan ketiga saudaranya agar menjadi orang sukses dengan nilai-nilai perjuangan yang ia wariskan.
Sosok ayah mereka adalah teladan bagi Patris dan saudaranya dalam menerapkan nilai kerja keras, rendah hati, etika dan sopan santun.
Patris kecil yang bertubuh kuat tak hanya dikenal sebagai pekerja keras, ia juga dikenal sedikit bandel oleh teman-temannya. Namun, nilai budi pekerti dan semangat kerja keras yang diwariskan Sang Ayah dan Ibu mengubah dirinya menjadi sosok teladan di lingkungannya.
Walau sederhana, orang tua Patris ingin anak-anaknya menjadi sukses dengan berpendidikan. Bagi mereka, pendidikan adalah “harta” yang harus dimiliki anak-anaknya. Hasil bertani dan jualan tuak aren/moke putih yang tidak seberapa tidak menyurutkan semangatnya untuk membiaya anak-anak hingga ke perguruan tinggi.
Menamatkan pendidikan SD, Patris memilih melanjutkan pendidikan di SMPK Kotagoa-Boawae pada 1987-1990.
Tamat dari SMPK Kotagoa-Boawae, Patris yang sejak kecil jatuh cinta pada pertanian dan peternakan, tergerak hati kecilnya untuk melanjutkan pendidikannya di Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA) St. Isidorus Boawae, kini SPP St. Isidorus Boawae.
SPP St. Isidorus Boawae yang saat itu dikelola oleh Misi (Gereja), termasuk salah satu sekolah favorit di daratan flores-NTT serta menjadi Sekolah Menengah Pertanian terbaik, bahkan hingga saat ini.
Pola pendidikan yang semi-Seminaris, menjadikan sekolah ini sebagai destinasi pendidikan bagi para pelajar baik dari Kabupaten Ngada, Nagekeo, Manggarai, Ende, Maumere, Flores Timur, bahkan dari daratan Pulau Sumba dan Timor.
Patris beruntung, bisa mengenyam pendidikan di SPP St. Isidorus Boawae.
Di sana ia dididik menjadi generasi yang siap menjadi petani/peternak yang handal dan profesional dengan pemahaman teknologi yang memadai.
Tiga tahun (1990-1993) menimba ilmu di SPP St. Isidorus Boawae, Patris kian membentuk dirinya menjadi semakin mencintai dunia pertanian dan peternakan.
Walau sudah mengantongi Ijazah Sekolah Menengah Atas, semangatnya untuk menimba ilmu tak kenal henti. Patris menjadi sosok yang tidak pernah kenyang akan ilmu. Ia melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Cinta yang abadi bagi pertanian dan peternakan membuatnya memilih mendalami ilmu peternakan di Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang pada Tahun 1995.
Ilmu dari SPP St. Isidorus Boawae, bekal Patris dalam menempuh pendidikan di Fakultas Peternakan. Tak hanya cepat, di sana dia menjadi salah satu lulusan berpretasi di angkatannya.
Alhasil, tamat sarjana Patris langsung bekerja. Hati Sang Ayah dan Ibu kian berbunga. Prestasi Patris telah mensejajarkan rasa hormatnya dengan keluarga berada di Kampunya.
Dari Karyawan Hingga Mendirikan Perusahaan
Setahun usai menamatkan pendidikan sarjana tahun 2000, Patris mulai membangun masa depannya.
Ia hijrah ke Pulau Dewata – Bali. Agustus 2001, ia bekerja di PT. Nusantara Unggas Jaya (PT. NUJ) Bali, sebuah Perusahaan Swasta yang bergerak di bidang Peternakan.
Berbekal pengetahuannya sejak SMA hingga Perguruan Tinggi, Patris mampu menjawabi setiap ekspetasi (target) Perusahaan, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas.
Perlahan namun pasti, Patris menjadi salah satu Karyawan teladan berkat sejumlah prestasi yang berhasil ditorehnya. Ia mengaku, prestasi itu dilaluinya dengan pelbagai tantangan dan kegagalan demi kegagalan. Patris menjadi Personal Asset yang sangat berarti bagi kemajuan Perusahaan kala itu.
Enam tahun (2001-2007) bekerja di PT. NUJ-Bali, Patris diberi mandat untuk melakukan ekspansi pasar ke Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Mandat diterima Patris dengan penuh tanggung jawab. Awal tahun 2008, sebuah anak perusahaan dari PT. Charoen Pokphand Indonesia di Kota Kupang dengan nama PT. Nusantara Inti Satwa (PT. NIS) ia dirikan.
Perusahaan ini bergerak di bidang Peternakan Ayam Broiller. Orientasinya, selain mencapai terget keuntungan, juga bertujuan mendongkrak pertumbuhan Ekonomi Kecil dan Menengah serta meningkatkan daya konsumsi dan supply protein hewani bagi masyarakat NTT.
Awal mula, Patris mengedukasi beberapa keluarga di Kota Kupang untuk membangun beberapa kandang Ayam Broiller sebagai pilot project dengan pola kemitraan.
Pola kemitraan yang dimaksud, PT. NIS bertindak sebagai Perusahaan kemitraan, menyediakan Sapronak Ayam Broiller, tenaga pendamping, dan pasar.
Sedangkan para pemilik kandang bertindak sebagai peternak. Berkat pengetahuan dan keuletannya, Patris berhasil membuat PT. NIS terus bertumbuh dan berkembang.
Jumlah para peternak kemitraan pun terus bertambah. Hal ini sejalan dengan keuntungan yang dirasakan para peternak.
NIS kini berubah nama menjadi PT. Mitra Sinar Jaya (PT. MSJ)-Kupang. Kini memiliki empat Cabang yaitu, Kupang, Atambua, Nagekeo dan Maumere.
Tak hanya itu, populasi peternakan kemitraan yang dimiliki mencapai 2.2 juta ekor per/bulan. Semua pencapaian itu merupakan hasil kerja keras seorang Patris.
Sejak didirikan di NTT, PT. MSJ banyak membantu pembangunan di Provinsi ini, antara lain: perekonomian masyarakat (peternak dan pedagang ayam broiler) semakin membaik, asupan protein hewani masyakat NTT meningkat.
Akses membeli ayam broiller semakin mudah dengan harga terjangkau, daya beli masyarakat meningkat. PAD Provinsi NTT terbantukan dari pembayaran Pajak Perusahaan.
Selama kurang lebih lima tahun (2008-2013), menggeluti dunia usaha di PT. MSJ Kupang, Patris banyak belajar tentang kompleksitas kehidupan masyarakat NTT.
Dia menyadari, NTT masih cukup jauh tertinggal pembangunannya dibanding dengan provinsi lain di Indonesia, baik sektor ekonomi, pendidikan, kesehatan, pariwisata, budaya pun politik.
Untuk memaksimalkan keterlibatannya dalam membangun NTT, ia bertekad, ikut serta dalam pengambilan kebijakan daerah. Karena itu solusinya, ia ikut berpolitik demi mengurai persoalan rakyat.
2013, awal bagi berkarier di jalur politik. Demi keseriusannya, saat itu dia nekat mengambil keputusan yang sangat berisiko dan terpenting dalam hidupnya yakni, undur dari perusahaan dan berkarier di dunia Politik. Dia ikut suksesi legislatif NTT Periode 2014-2019.
Trilogi Bung Karno, sudah ia dalami sejak masih aktif di organisasi mahasiswa. Hal itu menjadi bekal Patris untuk bergabung dengan PDIP.
Menurutnya, PDIP merupakan partai paling konsisten dalam menjaga Pancasila dan sejalan dengan cita-cita Politiknya: Mewujudkan Indonesia (khususnya NTT) yang Adil dan Makmur.
Terpilih Sebagai DPRD NTT
“Semua hal yang baik dan yang berasal dari hati, pasti menyentuh hati”, demikian menggambarkan perjuangan seorang Patris.
Semangat kerakyatan dan tulus melayani, modal besar Patris mencalonkan diri sebagai Wakil Rakyat Provinsi NTT melalui PDIP Dapil V (Ngada, Nagekeo, Ende dan Sikka).
Mengusung motto “Berbuat Hal Kecil Untuk Perubahan Bagi Sesama”, berhasil menggugah pemilih. Patris terpilih jadi Anggota DPRD NTT Periode 2014-2019.
Kurang lebih empat tahun sudah Patris mengemban amanah sebagai Wakil Rakyat. Memang, tidak semua mata bisa melihat, tidak semua telinga bisa mendengar, namun setidaknya sudah banyak masyarakat baik di daerah pemilihannya maupun di daerah lain merasakan perubahan positif dari kehadirannya di Lembaga Legislatif NTT saat ini.
Beberapa tahun setelah terpilih sebagai Wakil Rakyat, PT. Charoen Pokhpan Indonesia, kembali menawarkannya agar kembali bergabung dengan perusahaan itu.
Sosok Patris memang menjadi Personal Asset yang belum tergantikan, bagi perusahaan dan bagi kemajuan pembangunan ekonomi NTT di bidang peternakan.
Membantu ekonomi masyarakat kecil adalah spirit yang membuka hati Patris untuk menerima tawaran ini. Kini pengabdiannya untuk masyarakat pun bertambah.
Di samping sebagai Wakil Rakyat, Patris juga berkarya sebagai Konsultan PT. Chaeron Pokphand Indonesia untuk NTT, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat.
Berkat keuletannya bersama Team Work yang ia bentuk, populasi peternakan ayam broiller sudah mencapai jumlah yang cukup banyak antara lain, NTT 2.2 juta ekor, Maluku 300 ribu ekor, dan Papua 500 ribu selama setahun.
Jumlah ini menggambarkan, cukup banyak masyarakat kecil (wong cilik) yang terbantukan ekonominya dari usaha ayam broiller di pasar-pasar lokal. Para petani kecil pun terbantukan oleh kemudahan memperoleh pupuk bokasi dari sisa-sisa kotoran ayam broiller.
Berkat kepiawaiannya, PT. Charoen Pokphand Indonesia melalui anak perusahaannya PT. Mitra Sinar Jaya NTT kini tengah berekspansi pasar ke Timor Leste di bidang ekspor pakan dan anak ayam (DOC) serta membuka cabang baru di Pulau Sumba, di Kabupaten Sumba Timur.
Harapannya, dapat membantu mendongkrak ekonomi Kecil Menengah di pulau Sumba, serta dapat bersumbangsih bagi pertumbuhan ekonomi NKRI.
Mengemban sebagai DPRD I dan Konsultan Perusahaan wilayah Indonesia Timur memang bukan perkara mudah bagi Patris. Hampir semua waktunya dihabiskan di tengah-tengah masyarakat, untuk mendengar keluhan serta mimpi rakyat sambil mengedukasi rakyat tetang strategi membangun ekonomi kecil menengah.
Sebagai manusia umumnya, Patris kadang merasa letih, lelah dan kesulitan menghampiri. Namun, berkat dukungan Istri tercinta, Efrida Anita da Silva dan kedua buah hatinya, Willy dan Angel membuat Patris pantang menyerah.
Kehadiran kekasih hati dan buah hatinya itu mensupport Patris tanpa henti untuk tetap kuat dalam pengabdiannya.
Patris menyadari selama berkarya di Parlemen selama lima tahun masih banyak cita-cita dan harapan yang tercapai dan ingin terus diperjuangkan. Oleh semuanya Patris terpanggil untuk ikut berkompetisi yang kedua kalinya.
Kini namanya telah ditetapkan sebagai calon tetap dari PDIP No. 2 dari Dapil yang sama dengan sebelumnya.
Prinsip ketulusan adalah kunci dan modal bagi Patris dalam mengabdi. Dia ingin jadi teladan dalam menyatakan buah pikiran dalam karya.
Dalam setiap kunjungannya ke tengah masyarakat, Patris yang kian dikenal dengan sapaan “PLW”, selalu menitipkan pesan bijak ini: “Solo Bhila Ta Tau, Tau Ngusa Bhila Ta Solo” yang artinya “Berbicaralah sebagaimana yang diperbuatkan dan berbuatlah sebagaimana yang dibicarakan”. ***
Editor: Boni Jehadin