Borong, Vox NTT-Administrator Apostolik Keuskupan Ruteng, Mgr. Silvester San mengajak kaum muda di Keuskupan Ruteng untuk berpartisipasi aktif dalam menyukseskan Pemilu 2019 mendatang.
Kaum muda diharapkan agar memilih dengan cerdas, baik itu presiden maupun anggota legislatif.
Kepada VoxNtt.com di Borong, Kamis malam (4/10/2018), Mgr. Silvester San memberikan catatan kritis bagi kaum muda dalam memilih calon pemimpin bangsa.
Menurut dia, memilih dengan bijak. Sebagai orang muda, tidak boleh Golput. Kalau banyak yang Golput, maka amat disayangkan.
Kemudian, kata Mgr. Silvester, memilih sesuai hati nurani. Orang muda harus bisa melihat figur dan kenyataan di lapangan saat ini.
“Presiden sekarang sudah berbuat apa, sudah terbukti berhasil atau bagaimana. Lalu, wawasan kebangsaannya bagaimana. Prabowo misalnya, lihatlah track recordnya,” terang Mgr. Silvester.
Demikian pula calon legistaltif. Mgr. Silvester mengharapkan kaum muda agar bisa melihat apakah calon memperjuangkan konstituennya atau tidak.
“Karena Dapil satu ini (DPR RI) ada 98 calon. Bayangkan yang akan terlilih, 6 orang. Persaingannya luar biasa. Orang punya hak dan kebebasan untuk memilih,” katanya.
Sebab itu, dia mengharapkan agar memilih figur yang memiliki track record-nya baik dalam memperjuangkan aspirasi rakyat.
“Kami sebagai pimpinan agama hanya memberikan kriteria. Anda yang memilih,” ujar Mgr. Silvester.
“Kalau orang tanya saya, saya lihat Jokowi bagus. Bahwa rupiah melambung, itu kan lebih berkaitan dengan ekonomi global. Menurut saya, pemerintah sekarang bagus. Memperjuangkan nasih rakyat kecil,” tambah Mgr. Silvester.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga meminta kaum muda agar bijak terhadap kabar palsu atau hoaks.
Terkait hoaks, kata Mgr. Silvester, Paus Fransiskus sudah mengeluarkan pernyataan pada hari komunikasi sedunia.
Paus Fransiskus meminta agar harus bijak terhadap informasi palsu dan penggunaan media sosial.
“Saya yakin, kalau itu sudah terkonfirmasi di media-media massa, televisi, surat-surat kabar yang resmi itu, pasti sudah lebih tersaring. Kalau di medsos, pasti semuanya bebas. Anak-anak muda kita perlu bijaksana dalam berurusan dengan media sosial. Kalau tidak, hancur. Orang yang tidak bersalah bisa saja jadi korban,” ajak Mgr. Silvester.
“Kita juga perlu peduli terhadap media sosial, tetapi harus menggunakannya untuk pewartaa. Dengan catatan tetap harus kritis terhadap apa pun yang kita terima. Kita perlu meng-cross check. Jagan begitu terima lagsung percaya,” tuturnya.
Penulis: Nansianus Taris
Editor: Ardy Abba