Kupang, Vox NTT-DPR RI asal Nusa Tenggara Barat, Fahri Hamzah menulis surat terbuka untuk para sahabatnya di Kupang, Provinsi NTT.
Fahri menulis surat itu sebagai respon penolakan rencana kehadiran dirinya dalam deklarasi gerakan arah baru Indonesia (Garbi) di Kupang yang seharusnya dilakukan Kamis (18/10/2018).
Namun karena reaksi penolakan dari beberapa organisasi lokal semakin menggeliat, acara sekaligus kedatangan Fahri terpaksa dibatalkan.
Berikut surat Fahri yang dikutip dari laman Twitternya:
Siapakah kami? Apakah kami tidak saling mengenal? Kami orang Sunda kecil, lalu Mr. Muhammad Yamin memberi nama Kepulauan Nusa Tengara. Ya, kepulauan yang terletak di tenggara kepulauan Nusantara atau Semenanjung Melayu sebelum menjadi Indonesia.
Dan Kepulauan Sunda adalah kepulauan yang terletak di sebelah barat kepulauan nusantara. Ada Sunda kecil ada Sunda besar tentunya. Jika kami Sunda Kecil maka Sunda Besar meliputi Kalimantan, Sumatera, Jawa dan Sulawesi. Kategori ini dikenal sejak Sumpah Palapa dibaca Gajah Mada.
Dan kami Sunda Kecil terdiri dari kepulauan yang lebih kecil yang terdiri dari hamparan pulau, sejak pulau Bali, Lombok, sumbawa, Sumba, Flores, Timor, hingga kepulauan Tanimbar. Kami adalah wajah kerukunan yang sebenarnya. Kami hidup berdampingan dan saling berbagi lahan.
Ketika Propinsi Kepulauan Sunda Kecil akan dibagi menjadi Propinsi yang lebih kecil terciptalah 3 Propinsi yang unik. Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Bali berciri Hindu, NTB berciri Islam, dan NTT berciri Nasrani.
Di tiga Propinsi (utamanya, sebab juga ada juga yang lain seperti Timor Leste yang kini terpisah) ini selalu ada rasa bersaudara yang kuat. Orang Bali mengetahui bahwa saudara dan keluarga mereka banyak dititipkan di pulau sebelahnya; utamanya Lombok dan Sumbawa.
Di sumbawa ada perkampungan orang Bali, juga perkampungan orang Ende. Di sebelah rumah saya di BrangBiji, Sumbawa, ada desa Marilonga yang merupakan nama sebuah desa di Ende. Teman-teman ini juga membangun gereja dan tinggal berdampingan.
Demikianlah, panjang cerita jika dibikin panjang. Kami Sunda Kecil bukan tak pernah bertengkar, ada saja ujian datang tapi kami selalu bisa menjaga diri. Kami bertengkar secara dewasa dan akhirnya kembali bersalaman dan saling memeluk hati dan perasaan. Itu biasa.
Tulisan ini hanya surat cinta kecil, kepada sahabat saya di Kupang yang tak mengenal saya. Semoga kita kelak akan saling mengenal secara baik. Agar kita tak usah saling menolak datang. Kami Sunda Kecil adalah persaudaraan yang menghujan dalam zaman. Kita telah saling menerima.
Dan akhirnya kita menjadi Indonesia. Dalam persaudaraan sebangsa ini kita jangan saling menolak. Kita harus saling terima, bertemu dan bertatap muka apapun situasinya. Kita harus saling menjaga sebab manusia indonesia itu kompleks, identitasnya dan afiliasinya.
Aparat jangan ikut membuat dan mempertajam perbedaan politik dan afiliasi kandidat. Ini soal kecil yang akan kita lewati dengan selamat. Tetapi, saling menolak dan mencipta luka yang tak terkatakan adalah masalah kebersamaan kita.
Mari menjaga diri,
Menjaga persaudaraan,
Menjaga agar apapun warna dan perbedaan tidak sempat kita saling membenci dan menolak diakusi dan percakapan. Kami Sunda Kecil harus siap menjadi contoh pembauran. Menuju Indonesia raya.ya
Sekian.
Twitter @Fahrihamzah 17/10/2018
Sebelumnya, rencana kedatangan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah ke Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) ditolak Brigade Meo, salah satu organisasi kemasyarakatan di NTT. Selain Brigade Meo, kedatangan Fahri juga ditolak Organiasi Bentara.
Brigade Meo menilai penolakan atas kedatangan Fahri karena punya rekam jejak mendukung Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan Front Pembela Islam (FPI).
“Brigade Meo dan Aliansi Masyarakat Kota Kupang, berdasarkan rekam jejak, sepak terjang yang bersangkutan, dengan ini menyatakan menolak dengan tegas kedatangan Sdr. Fahri Hamzah di kota Kupang,” ujar Brigade Meo dalam pernyataan sikapnya.
Penulis: Tarsi Salmon
Editor: Irvan K