Kefamenanu,Vox NTT-Persoalan air bersih hingga saat ini masih menjadi masalah utama warga yang berada di wilayah perbatasan RI-RDTL.
Itu terutama yang bermukim di sembilan desa di Kecamatan Bikomi Utara, Kabupaten TTU yang berbatasan langsung dengan Distrik Oekusi, RDTL.
“Kami warga 9 desa di Kecamatan Bikomi Utara yang ada di perbatasan ini masalah utama kami sampai sekarang ini yakni air bersih, itu masalah utama yang kami hadapi sampai sekarang,” ujar Camat Bikomi Utara, Simon Monemnasi dalam acara pembukaan dialog antara LSM Masyarakat Peduli Perbatasan Indonesia (MPPI) dengan warga Desa Napan di aula kantor desa setempat, Rabu (24/10/2018).
Simon menjelaskan, kondisi kekurangan air bersih yang dialami warganya yang berjumlah 6 ribu jiwa itu sudah berlangsung cukup lama.
Kondisi kekurangan air bersih itu, lanjut Camat Simon, juga mengakibatkan warganya kesulitan untuk meningkatkan hasil produksi, baik pertanian maupun peternakan.
Sebab itu, ia berharap MPPI dapat membantu meneruskan aspirasi ini ke pemerintah pusat agar dapat segera ditanggulangi.
“Ini kondisi yang sudah lama kami alami, kami berharap nantinya MPPI dapat menyampaikan aspirasi ini ke pemerintah pusat sehingga persoalan ini bisa segera ditanggulangi,” tuturnya.
M. Juanda selaku koordinator MPPI saat diwawancarai VoxNtt.com usai kegiatan menjelaskan, salah satu solusi yang ditawarkan untuk mengatasi persoalan air bersih yakni dengan melakukan pembangunan waduk seperti yang sudah terjadi di Rotiklot Kabupaten Belu.
Juanda berjanji akan berkoordinasi dengan kementerian untuk membangun waduk di wilayah Kecamatan Bikomi Utara.
“MPPI itu membantu memfasilitasi hal-hal yang belum disampaikan oleh masyarakat ke pemerintah daerah agar nantinya bisa disampaikan ke pemerintah pusat, nanti kita akan koordinasikan masalah air bersih yang tadi disampaikan dalam dialog tadi ke kementerian terkait agar dicari jalan keluarnya,” ujarnya.
Pantauan VoxNtt.com, Camat Bikomi Utara Simon Monemnasi, Kepala Desa Napan Yohanis Anunu dan puluhan warga Desa Napan turut hadir dalam dialog yang diinisiasi oleh LSM MPPI itu.
Usai dialog langsung dilanjutkan dengan penandatanganan prasasti yang diletakkan di depan kantor desa Napan oleh koordinator MPPI, M.Juanda.
Penulis: Eman Tabean
Editor: Ardy Abba