Borong, Vox NTT-Ketua Tim Pengelola Kegiatan dana desa Paan Waru Kecamatan Elar Selatan Kabupaten Manggarai Timur (Matim), Frans Keros mempertanyakan proyek PLTMH senilai Rp 613 juta pada tahun 2016 lalu.
Proyek tersebut dialokasi melalui dana desa. Namun, hingga kini, fisiknya tidak selesai.
Menurut Frans, hingga kini penggunaan dana desa belum ada pertanggungjawaban ke Kades Paan Waru yang baru, Gawang Mikael oleh sekretaris desa yang menjabat Plt Kades.
“Kami pernah dipanggil Inspektorat Matim guna memberikan penjelasan. Tetapi sampai sekarang tidak ada tindaklanjutnya,” ujar Frans kepada VoxNtt di Borong, Rabu (24/10/2018) siang.
Dia menerangkan, awalnya masyarakat mengusulkan pengadaan PLTS. Namun dalam perjalanan diganti menjadi PLTMH tanpa ada persetujuan dari warga.
“Lalu ada dana desa sebesar Rp 613 juta yang dialokasikan tahun 2016 guna mengerjakan proyek tersebut. Namun sampai sekarang mesin PLTMH tidak ada di sumber mata air Wae Waras. Yang ada hanya rumah mesin dan pipa. Mesinnya tidak ada. Maka itu kami pertanyaan proyek tersebut,” terang Frans.
Ia menambahkan, pada tahun 2016 ada peralihan Kades terpilih ke sekretaris. Hal itu karena Kades masuk penjara seputar masalah korupsi raskin.
“Proyek ini saat sekretaris desa Paan Waru menjadi Plt Kades. Setelah ada kades definitif tidak ada fisik proyek tersebut. Saya ketika menjadi Ketua Tim Pengelola Dana Desa sudah lapor ke Inspektorat Matim tapi belum ada kejelasan,” terang Frans.
Kata Frans, sampai saat ini masyarakat Desa Paan Waru terus bertanya soal pengadaan mesin PLTMH yang sudah dianggarkan melalui dana desa tersebut.
“Inspektorat Matim sudah tahu tapi kami belum mendapat penjelasan terkait proses pemeriksaan. Perlu saya sampaikan proyek PLMTH ini tahun 2016 sempat ada usulan tambahan dana Rp 59 juta tapi saya sempat protes sehingga tidak jadi dialokasikan dana desa pada tahun 2017,” ujarnya.
“Saya juga sempat heran ketika di Inspektorat Matim ada laporan proyeknya sudah 60 persen. Fisik di lapangan mesin tidak ada masa sampai 60 persen laporan dari mana,” tambah Frans.
Dikatakan, warga Desa Paan Waru sangat berharap adanya penyelesaian, sehingga tidak ada warga terganggu dan terus bertanya dengan proyek PLTMH.
Penulis: Nansianus Taris
Editor: Ardy Abba