Kupang, Vox NTT- Puluhan Mahasiswa yang tergabung dalam Forum Mahasiswa Peduli Nangapanda (Formada) Kupang menggelar aksi Unjuk Rasa di Polda NTT, Kamis (25/10/2018) sekitar pukul 11:30 Wita kemarin.
Mereka ialah, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kupang, Ikatan Mahasiswa Pelajar Ende (Ipelmen), Forum Koordinasi Mahasiswa Nangapanda, dan FMN Kupang.
Kedatangan forum ini mendesak Kapolda NTT Irjen Pol. Raja Erizman untuk mencopot Kapolres Ende, AKBP Achmad Muzayin dan Kapolsek Nangapanda, Ridwan, SH karena diduga terlibat secara langsung dalam mengintimidasi masyarakat adat Paumere, di kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende
Pantauan VoxNtt.com, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Formada Kupang itu mulai berkumpul di depan Kampus Undana Lama Jl. Jend. Soeharto dan melakukan long march menuju Mapolda NTT
Saat tiba di Polda NTT, forum ini diterima oleh Wadir Intelkam Polda NTT Nur Hidayat di Halaman Kantor itu.
Koordinator Umum aksi Marianus K. Haukilo mengatakan, aksi forum ini untuk meminta bertemu Kapolda NTT terkait kasus sengketa tanah di kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende.
“Dimana disana kami melihat sesuai fakta di video yang beredar disana polsek Nangapanda dengan begitu keji, kejamnya melakukan intimidasi terhadap masyarakat yang mempertahankan tanah suku ulayatnya,”kata Marianus
Kedatangan Aliansi itu kata dia, meminta Kapolda NTT, Irjen Pol. Raja Erizman untuk mencopot Kapolres Ende dan Kapolsek Nangapanda.
“Hal ini karena terjadi konspirasi antara kapolres Ende dan Kapolsek Nangapanda sehingga atas instruksi Kapolres Ende, kapolsek Nangapanda bisa mengintervensi masyarakat yang sementara di tanah ulayat mereka. Sehingga masa aksi hari ini meminta untuk bertemu langsung dengan Kapolda NTT,” tegas Aktivis GMNI Kupang itu
Menanggapi tuntutan forum Mahasiswa itu, Wadir Intelkam Polda NTT, Nur Hidayat mengatakan, tuntutan dari Forum itu akan disampaikan kepada Kapolda NTT untuk ditindaklanjuti
“Permohonan maaf kepada teman-teman semua karena Kapolda dan para pejabat dan Gubernur NTT ada kegiatan Hari kesatuan Gerak Bayangkara di Hotel Oriental. Jadi semua ada disana, semua pejabat utama. Hanya kami yang ada disini,” katanya
Dia mengatakan, jika Kapolres Ende benar mengintervensi dan intimidasi terhadap masyarakat Nangapanda, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan pihak Paminal.
“Sampai dimana keterlibatan itu, keterbuktian itu betul atau tidak. Jika terbukti tentu kita ambil tindakan, kalau dia ada unsur intervensi terhadapa masalah tanah tersebut. Ini akan kami tampung dan akan sampaikan ke Kapolda. Apa kebijakan Kapolda dan tentu kami akan tanyakan masalah ini ke Polres Ende, perkembangannya bagaimana dalam hal penangannnya sampai dimana,” tutup Hidayat.
Penulis: Tarsi Salmon
Editor: Boni J