Kefamenanu,Vox NTT– Pada tahun anggaran 2019, Pemerintah daerah (Pemda) Timor Tengah utara (TTU) mengalami defisit anggaran sebesar Rp 118.243.476.176,28.
Hal itu disebabkan, rencana belanja daerah pada tahun anggaran 2019 membengkak, mencapai Rp 1.137.366.837.077,56 sementara total anggaran dalam rancangan APBD hanya Rp 1.019.123.360.900,28.
“Sesuai perhitungan, total anggaran pendapatan dalam rancangan APBD tahun 2019 sebesar Rp 1.019.123.360.900,28 lebih kecil dari rencana belanja daerah yang sebesar Rp 1.137.366.837.077.,56, sehingga terjadi defisit sebesar Rp 118.243.476.176,28,” ujar Bupati TTU, Raymundus Sau Fernandes dalam sambutannya saat acara pembukaan sidang III DPRD Kabupaten TTU terkait pembahasan RAPBD tahun anggaran 2019,Senin(05/11/2018).
Sidang pembahasan RAPBD tahun anggaran 2019 yang dipimpin ketua DPRD TTU, Hendrikus Frengki Saunoah itu digelar di ruangan sidang utama DPRD setempat.
Bupati Raymundus pada kesempatan itu menjelaskan, defisit anggaran itu pada prinsipnya bisa teratasi oleh dana transfer pusat dan dana desa yang jumlahnya meningkat.
Dana transfer pusat yang mengalami peningkatan jumlah itu diantaranya, Dana Alokasi Umum (DAU) yang meningkat sebesar Rp 27.223.962.000. Dalam rancangan APBD, DAU ditetapkan Rp 582.372.204.000 kemudian naik menjadi Rp 609.596.166.000.
Selain itu, peningkatan juga terjadi pada dana alokasi khusus (DAK) sebesar Rp 114.332.374.000. Dalam rancangan APBD ditetapkan Rp 157.174.376.000, naik menjadi Rp 271.506.750.000.
“Pastinya defisit itu bisa ditanggulangi karena ada penambahan transfer dana pusat. Jadi, tidak akan menggangu pembiayaan untuk rencana pembangunan kedepannya,” ujar Bupati TTU 2 periode itu.
Anggota DPRD TTU, Yasintus Lape Naif saat dimintai komentarnya usai sidang menuturkan, saat ini RAPBD tahun anggaran 2019 baru akan dibahas.
Sehingga nantinya defisit anggaran itu akan dilihat lagi pada item kegiatan apa, sehingga jika program yang tidak terlalu urgent akan dilakukan pemotongan anggaran pada item kegiatan tersebut.
Dengan demikian, dapat mengurangi beban defisit anggaran seperti yang disampaikan oleh pemerintah daerah.
“Ini kita baru mulai bahas. Nanti baru kita lihat lagi, itu defisit pada item kegiatan apa? Sehingga, kalau memang tidak terlalu urgent maka kita akan lakukan pemotongan. Intinya, kita utamakan hal yang urgent dulu,” ujar anggota komisi III DPRD TTU itu.
Penulis: Eman Tabean
Editor: Boni J