Maumere, Vox NTT- Maria Fatima, bendahara kelompok tani Gaging Gatang dan Theresia Gonci, bendahara kelompok tani Kembang Done Magepanda membongkar sejumlah kejanggalan dana bantuan untuk kelompok tani di daerah tersebut.
Menurut keduanya dana sebesar Rp 114 juta untuk kelompok tani, hanya diketahui oleh ketua kelompok tani dan pihak dari Dinas Pertanian Kabupaten Sikka.
“Kami baru tahu kalau ada bantuan dana untuk pembangunan sumur bor dangkal. Kami selama sekali tak dilibatkan dalam proses pembangunan sumur tersebut. Seharusnya sebagai bagian dari kelompok, kami diinformasikan tapi kami baru tahu ketika datang ke Balai Penyuluh Pertanian Magepanda untuk pertemuan soal bantuan bibit bawang pada awal Oktober lalu dan pihak dari Balai Penyuluh Pertanian menginformasikan bahwa ketua kelompok tani kami sedang ada di kantor dinas untuk pencairan dana bantuan. Sebagai bendahara kami kaget, kok kami tak dilibatkan,” demikian tutur Theresia Gonci kepada awak media pada Minggu (28/10/2018) lalu di Magepanda.
Sebagai bendahara kelompok tani, Maria Fatima dan Theresia Gonci juga mengaku kecewa karena tanpa sepengetahuan mereka, ketua kelompok tani seenaknya mengangkat bendahara kelompok tani yang baru tanpa sepengetahuan semua anggota kelompok.
Kepada awak media, Maria Fatima dan Theresia Gonci menyebut alasan dari ketua kelompok tani sangat tidak masuk akal.
Ketika mereka meminta penjelasan ketua kelompok beralasan telepon dari Dinas Pertanian sangat mendadak dan bendahara tidak sedang ada di tempat jadi ketuanya langsung menentukan bendahara yang baru.
“Sangat tidak masuk akal belum menginformasikan kepada kami soal pencairan dana ketua kelompok langsung menentukan bendahara yang baru dan mengatakan semuanya serba mendadak. Kami tidak habis pikir bagaimana bisa dana bantuan dari bulan Agustus 2018 sebesar Rp 114 juta sudah dua kali proses pencairan. Kami sendiri tidak tahu pembangunan model sumur bor dangkal itu seperti apa,” kata Maria.
Maria mengaku, semua anggota kelompok tidak menuntut uang tapi yang paling penting adalah adanya informasi agar mereka mengetahuinya.
“Kami baru tahu soal bantuan ini pada awal Oktober. Soal keuangan saja kepada kami dijelaskan bahwa kelompok kami terima tapi yang lobi adalah ketua. Pada proses pencairan saja ketua sudah membagi jatah kepada orang dinas. Bahkan sampai memberikan sarung dan potong daging anjing untuk makan bersama. Ini kok aneh sekali ya,” demikian lanjutnya.
Kekecewaan segenap anggota kelompok semakin bertambah saat pertemuan pada Selasa (23/10) di Balai Penyuluh Pertanian Magepanda. Saat itu, dua staf dari Dinas Pertanian menginformasikan bahwa bendahara kelompok boleh ada dua. Dan kalau terlalu menuntut maka pada kesempatan mendatang bantuan untuk kelompok tani di Magepanda bisa dihentikan.
“Jawaban ini menurut kami sebagai petani sangat mengecewakan. Kami butuh penejelasan yang jujur juga transparan. Kami merasa sangat kecewa dengan jawaban orang dinas seperti ini. Tidak usah terima bantuan juga baik daripada begini” kata Maria.
Senada dengan Maria Fatima dan Theresia Gonci, Agustina Ema dan Eroswita Nona, anggota kelompok tani Gaging Gatang dan Kembang Done juga mengaku kecewa dengan ketua kelompok tani dan pegawai dari Dinas Pertanian.
“Kami ini tidak tuntut harus kasih kami uang tapi yang paling penting adalah keterbukaan. Katanya mau sejahterakan petani kok bantuan untuk kelompok tani saja hanya orang dinas dan ketua kelompok tani yang tahu,” demikian kata Eroswita Nona.
Hingga berita ini diturunkan ketua kelompok tani dan Dinas Pertanian Sikka belum berhasil dikonfirmasi.
VoxNtt.com akan menurunkan tanggapannya setelah berhasil mendapatkan konfirmasi.
Penulis: Hengky Ola Sura