Kupang, Vox NTT- 635 pendamping desa dari seluruh kabupaten se-Nusa Tenggara Timur (NTT) diterlantarkan di Kota Kupang usai pelatihan peningkatan kapasitas pendamping desa.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmingrasi Republik Indonesia itu berlangsung selama tiga hari sejak tanggal 12 sampai 16 November 2018 di Swiss Bellin Kristal, Sotis, On The Rock, Sasando dan Sahid T-More.
Salah seorang Pelatih Pelatihan Peningkatan Kapasitas Pendamping Desa yang namanya tidak mau dimediakan mengaku, Secara keseluruhan kegiatan pelatihan itu berjalan dengan baik. Namun, pada saat check out sejak Jumat 16 November 2018 pagi, para pendamping Desa belum ada kepastian tentang penyelesaian administrasi.
“Penutupan Jam 05.00 sore kemarin, event organizer (EO) mengumumkan bahwa penyelesaian Administrasi dilakukan di masing-masing hotel namun Sampai jam 06.00 pagi tadi baru diselesaikan di 3 hotel namun EO tidak memiliki standar biaya transportasi lokal maka banyak peserta dari daerah komplain karena biaya yang diganti tidak sebanding dengan kondisi di lapangan,” kata Sumber itu.
Diceritakan sumber itu, sejak itu terjadi tarik ulur antara peseta Pendamping Desa dengan pihak EO.
“Ada peserta dengan lokasi yang dekat pergantian biaya jauh lebih besar dari yang kabupaten jauh,”ceritanya
Selain itu kata dia, ada peserta yang sudah dapat tiket pulang namun tiket kedatangan dan transport lokal belum dibayarkan sehingga ada yang terpaksa pulang dengan belum dikembalikan biaya kedatangan dan transport lokal.
“Info dari EO bahwa akan dititipkan kepada masing-masing. Sampai dengan jam 11.00 masih terdapat 230 Pendamping yang belum mendapatkan tiket dan dan transport akhirnya EO memutuskan untuk menginapkan lagi 1 malam sambil menyelesaikan Administrasinya. Untuk saat ini peserta dari 2 hotel di inapkan lagi 1 malam dan saat ini sedang dalam proses penyelesaian Administrasi,” ujar Sumber itu
Untuk pengaturan Administrasi lanjut dia, dilakukan sendiri oleh pihak EO dan tidak melibatkan pihak pelatih peningkatan kapasitas pendamping Desa tingkat Provinsi NTT
“Kami dihadirkan ketika ada masalah,” ceritanya
Permohonan Maaf
Sementara itu, Koordinator event organizer (EO) Irawan Budi mengaku menyesal atas kejadian dan memohon maaf atas ketidaknyamanan perbuatan EO.
“Tetapi sesungguhnya itu diluar kekuasaan kami, karena berkaitan dengan masalah dana sudah tercukupi dari perusahaan kami PT Surya Abadi konsultan, kemudian kami salah strategi. Jadi, hari itu kami sudah mencarikan uang hampir Rp 990.000. 0000 karena dengan asumsi dana yang dianggarkan dari pusat itu sebesar RP 700.000.000 sampai 800.000.0000 untuk biaya transportasi kepulangan teman-teman pelatihan peningkatan kapasitas pendamping Desa tetapi ternyata diluar dugaan kami karena dana kami tidak mencukupi dalam artian anggaran yang telah ditetapkan oleh PT Surya Abadi tersebut sangat kurang yang seharusnya Rp 1.000.000/per orang terhitung rata-rata ternyata di wilayah kepulauan seperti ini sangat berbeda,” kata Irawan kepada Wartawan di Hotel Sasando, Jumat (16/11/2018) sore
“Jadi, ada tiket pesawat pergi pulang sampai Rp 2. 000. 000 kemudian karena mereka ini pendamping Desa yang berdomisili di kecamatan maka kami membiayai transportasi dari Kabupaten ke kecamatan itupun sudah membengkak, sehingga sampai dengan pukul 5 pagi hari ini kami baru bisa menyelesaikan kewajiban sebanyak 350 pendamping Desa dari 635 kemudian kita berdiskusi dengan tim dan dana di kami sampai jam setengah 6 pagi tadi berjumlah Rp 200.000.000 kami langsung kontak ke kantor kami di Jakarta, kami minta penambahan dana dan langsung di setujui bahwa dana akan di kirim pukul 10 pagi setelah itu kami diskusi dengan teman-teman, uang berjumlah Rp 200.000.000 ini kami poskan untuk uang transportasi,” tambahnya
Selaku Koordinator EO kata dia, pihaknya merasa kekeliriuan karena tidak mengklarifikasi terlebih dahulu atas keterlambatan itu kepada peserta pendamping Desa.
“Segala konsekuensi kerugian materil yang merugikan teman-teman itu harus kami tanggung dan itu kami sanggupi antara lain peserta yang terlambat pulang harus di nginap kembali, kemudian tiket-tiket yang hangus kami sudah gantikan dan penyelesaian administrasi kita usahakan selesaikan hari ini,”ujarnya
Selama kegiatan itu kata dia, pemerintah provinsi NTT selalu memback up para penyelenggara sehingga kegiatan bisa berjalan lancar
“Endingnya kami merasa bersalah dan kurang berkenan bagi teman-teman pendamping Desa,”tutup Irawan
Untuk diketahui, peserta pelatihan peningkatan kapasitas pendamping desa yang berasal dari wilayah Timor sudah kembali ke daerah masing-masing sore tadi, sedangkan, peserta dari Flores dan Sumba akan diberangkatkan besok 17 November 2018.
Penulis: Tarsi Salmon
Editor: Boni J