Ruteng, Vox NTT- Salah satu dari sekian program yang diluncurkan Presiden Joko Widodo dan Yusuf Kala ialah Kartu Indonesia Pintar (KIP).
Program yang diluncurkan pada 3 November 2014 lalu itu bersamaan dengan Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).
KIP sendiri hingga kini ternyata sangat membantu bagi sejumlah siswa penerima, yang tentu saja datang dari keluarga tidak mampu.
Salah satu penerima yang menilai KIP sangat bermanfaat ialah Yolantina Cimir (17). Yolan, sapaan akrabnya adalah siswi kelas XII jurusan IPA di SMA Karya Ruteng, Kabupaten Manggarai, NTT.
Bagi Yolan, KIP sangat membantunya, terutama dalam pembayaraan sumbangan pembinaan pendidikan (SPP).
“Ya, sangat membantu saya dalam pembiayaan sekolah, khususnya berkaitan dengan pembayaran SPP,” kata Yolan di Ruteng, Senin (26/11/2018).
Remaja putri yang berasal dari Timung, Kecamatan Wae Ri’i itu mengaku, keluarganya tergolong tidak mampu.
Sebab itu, Yolan menilai kehadiran program KIP sangat membantu meringankan beban keluarganya dalam pembiayaan pendidikan.
Buktinya, sudah tiga kali ia menerima bantuan uang tunai masing-masing sebesar Rp 1.000.000 (satu juta rupiah) dari program KIP.
“Di balik kebijakan KIP yang dibuat oleh Jokowi, sangat bagus untuk membantu masyarakat yang tidak mampu. Semoga ke depannya tetap ada,” harap putri pertama dari lima bersaudara pasangan Martinus Namas dan Elisabet Oni itu.
Senada dengan Yolan, seorang guru di SMA Karya Ruteng Tomas Sabang mengatakan, kehadiran KIP telah banyak membantu anak-anak yang secara ekonomi tidak mampu.
Baca Juga: 235 Siswa SMA Karya Ruteng Ikut Pelatihan Jurnalistik
“Banyak anak-anak yang secara ekonomi tidak mampu, tapi berkat bantuan program KIP ini mereka bisa sekolah,” terang guru yang mengasuh mata pelajaran Satra Indonesia dan Jurnalistik itu.
Apalagi Yolan, kata Tom, memiliki kemampuan akademik yang baik selama mengenyam pendidikan di SMA Karya Ruteng. Ia sangat rajin dan ulet. Jadi, sangat disayangkan jika Yolan tidak bisa sekolah lantaran ekonomi orangtuanya tidak mampu.
“Saya berpikir bahwa program KIP ini tidak ada kelemahan karena siswa penerima sendiri yang mengambil uang di Bank, sesuai dengan nomor rekening yang diberikan dari pusat,” katanya.
Penulis: Ardy Abba