Kefamenanu, Vox NTT-Dalam sepekan terakhir sudah dua warga TTU yang menyerahkan satu pucuk senjata api jenis Springfield dan 22 butir peluru ke Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Barat Yonif Mekanis 741/GN.
Informasi yang dihimpun VoxNttm.com, satu pucuk senjata Springfield diserahkan oleh warga Desa Fatumuti, Kecamatan Noemuti di Pos Kalan Desa Fatumuti pada Selasa, 27 November 2018 lalu.
Sedangkan 22 butir peluru yang rinciannya 18 butir kaliber 5,56 mm dan 4 butir kaliber 7,62 mm diserahkan oleh warga Desa Naikake, Kecamatan Mutis pada Jumat, 30 November 2018 lalu.
“Benar dalam sepekan ini ada dua warga yang serahkan 1 pucuk senjata api jenis Springfield dan 22 butir peluru, tapi mereka meminta identitas tidak disebarluaskan demi menjaga keamanan dan kenyamanan keluarga,” ujar Komandan Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Barat Yonif Mekanis 741/GN, Mayor Inf. Hendra Saputra saat dikonfirmasi VoxNtt.com melalui pesan WhatsApp-nya, Sabtu (01/112/2018).
Mayor Hendra menjelaskan, kronologis penyerahan senjata oleh warga tersebut bermula ketika pada tanggal 24 November 2018, anggota Satgas yang berada di Pos Kalan Mako Satgas Pamtas Yonif Mekanis 741/GN melayat ke rumah salah satu warga yang mengalami kedukaan.
Saat berbincang-bincang di rumah duka, salah seorang warga menyampaikan kepada anggota satgas jika dirinya menyimpan satu pucuk senjata api.
“Jadi setelah itu anggota saya berkoordinasi untuk mendapatkan kepastian informasi terkait adanya warga yang menyimpan senjata api tersebut,” ujar Mayor Hendra.
Selanjutnya, tanggal 25 dan 26 November, dua anggota satgas mendatangi lagi rumah warga yang menyimpan senjata api tersebut.
Kedatangan mereka bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada warga tersebut terkait dampak negatif dan kerugian yang ditimbulkan, jika terus menyimpan senjata api.
“Setelah anggota berikan pemahaman, akhirnya warga tersebut secara sukarela menyerahkan senjata api tersebut ke anggota di klinik kesehatan di pos Kalan pada Selasa, 27 November pukul 21.50 Wita dan saat ini senjata api tersebut sudah kita amankan di Mako Satgas,” ujar Mayor Hendra.
Mayor Hendra menambahkan, kronologis penyerahan 22 butir peluru bermula pada Jumat 30 November 2018 sekitar pukul 08.30 Wita, tiga orang anggotanya yang bertugas di Pos Naikake melakukan anjangsana ke rumah warga setempat.
Sekitar pukul 10.50 Wita, ketiga anggota tersebut berniat kembali ke pos untuk melaksanakan aktivitas lain.
Namun lantaran saat itu hujan, ketiga anggota TNI berteduh di rumah salah satu warga setempat.
“Saat berteduh itu pemilik rumah dan anggota masih sempat bercerita dan anggota saya ditawarkan minuman hangat oleh pemilik rumah,” tutur Mayor Hendra.
Mayor Hendra melanjutkan, dalam pembicaraan tersebut tanpa disengaja pemilik rumah mengaku bahwa ia menyimpan 22 butir peluru peninggalan almarhum temannya.
Mengetahui hal tersebut, ketiga anggota TNI langsung memberikan pemahaman terhadap pemilik rumah terkait bahaya menyimpan peluru.
“Setelah mendapat pemahaman,akhirnya warga tersebut secara sukarela menyerahkan 18 butir peluru kaliber 5,56 mm dan 4 butir kaliber 7,62 mm kepada anggota,” tuturnya.
Mayor Hendra menuturkan, pasca mendapat laporan adanya penyerahan tersebut ia langsung memerintahkan anggota untuk mengamankan 22 butir peluru di Pos Naikake.
Selanjutnya, peluru-peluru itu diamankan di Mako Satgas Pamtas Sektor Barat RI-RDTL Yonif Mekanis 741/GN.
“Jadi setelah dapat laporan, anggota langsung saya perintahkan untuk mengamankan peluru-peluru tersebut di Pos Naikake untuk nanti diserahkan ke Mako Satgas, saya juga sudah perintahkan satuan di tingkat bawah untuk lebih intens lakukan anjangsana ke rumah warga di wilayah binaan,” tuturnya.
Penulis: Eman Tabean
Editor: Ardy Abba