Ende, Vox NTT-Wacana pembentukan Provinsi Kepulauan Flores tidaklah berakhir meskipun Ketua Panitia Persiapan Pembentukan Provinsi Kepulauan Flores (P4KF), Marianus Sae, terjerat dalam kasus tindak pidana korupsi.
Ada sejumlah tim yang masih bersemangat dan terus berjuang agar gagasan ini tercapai. Adalah Fransiskus Sigit A. Mado, putra asal Nangaroro, Kabupaten Nagekeo.
Ia kini sedang studi di Tafe Internasional Western, Australia. Ia merupakan salah seorang tim P4KF di wilayah Australia yang terus gencar memperjuangan pembentukan Provinsi Kepulauan Flores.
Perjuangan ini, menurut dia, tidak semudah membalik telapak tangan. Perlu ada dukungan semua pihak termasuk pemerintah pusat.
Frans kini sedang gencar menjaring dukungan agar gagasan benar-benar terealisasi. Hal ini untuk kepentingan kemajuan suatu daerah.
Perjuangan pembentukan Provinsi Kepulauan Flores memang sudah berjalan. Terakhir, Konggres kedua di Mbay tahun 2015.
Dalam catatan VoxNtt.com, Konggres Rakyat Flores Lembata itu menghasilkan sembilan kesepakatan. Beberapa diantaranya yakni kesepakatan anggaran pengkajian dari masing-masing kabupaten sebesar Rp 250 Juta dan perubahan nama Provinsi Flores menjadi Provinsi Kepulauan Flores.
Kesepakatan lain yang direkomendasi yakni mengkaji kota Provinsi Kepulauan Flores di lima wilayah yakni Ende, Maumere, Mbay, Borong dan Labuan Bajo.
Kesepakatan itu, memang belum semua dilaksanakan. Namun, Frans bertekad, agar perjuangan itu tidak menjadi hal sia-sia.
Ia mengatakan, meski dirinya saat ini tengah berkonsentrasi menuju Senayan, namun, ia berharap semua pihak terutama para pemimpin daerah solid dan konsisten untuk berjuang secara bersama-sama.
Terhadap dirinya yang sedang studi di luar negeri, baginya, bertujuan untuk bekerja sama antar partner dalam mengembangkan pariwisata di Flores.
Bagi dia, Flores merupakan daerah yang penuh dengan kekayaan alam yang luar biasa untuk dikembangkan menjadi destinasi pariwisata.
Dua misi besarnya, yakni pariwisata dan rencana pembentukan Provinsi Kepulauan Flores adalah target perjuangan ia mulai dari pusat.
Penulis: Ian Bala
Editor: Ardy Abba