Kefamenanu,Vox NTT-Warga Kelurahan Tubuhue, Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten TTU kembali menyerahkan satu pucuk senjata api (senpi) jenis springfield ke Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Barat Yonif Mekanis 741/GN, Minggu (16/12/2018).
Sebelumnya, warga Desa Fatumuti, Kecamatan Noemuti juga menyerahkan senjata api (senpi) ke TNI.
Baca Juga: Dalam Sepekan Terakhir, Warga TTU Serahkan 1 Senpi dan 22 Peluru ke TNI
Senpi antik buatan Amerika itu diserahkan oleh Marselino Tefa. Ia bermukim di Kelurahan Tubuhue, Kecamatan Kota Kefamenanu.
“Ia benar, ada 1 warga lagi yang serahkan senpi jenis springfield,“jelas Komandan Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Barat Yonif Mekanis 741/GN Mayor Inf. Hendra Saputra saat dikonfirmasi VoxNtt.com pesan WhatsApp-nya.
Mayor Hendra menjelaskan, kronologis penyerahan senpi tersebut bermula dari Letda Ckm dr. Basri Nelson Manurung selaku dokter Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Barat Yonif Mekanis 741/GN diperintahkan untuk mengikuti pemeriksaan dan pengobatan gratis dalam rangka Hari Juang Kartika ke-73 di Kelurahan Kefa Tengah, Kecamatan Kota Kefamenanu, Sabtu (15/12/2018).
Di sela-sela kegiatan tersebut, lanjut Mayor Hendra, datang seorang ibu bernama Ausabia Tefa asal Kelurahan Tubuhue.
Ausabia menyampaikan bahwa suaminya sedang sakit. Ia meminta dr. Basri agar memberikan pengobatan.
Permintaan tersebut langsung disanggupi oleh dr.Basri. Ia meminta Ibu Ausabia bersabar untuk menunggu sampai selesai kegiatan pemeriksaan.
“Usai kegiatan pemeriksaan dan pengobatan gratis pukul 09.15 Wita, dr. Basri dan 2 anggota lainnya langsung bersama Ibu Ausabia menuju ke rumah untuk melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap suami dari ibu Ausabia,” jelasnya.
Mayor Hendra menambahkan, setelah dilakukan pemeriksaan, suami dari ibu Ausabia yang diketahui bernama Gradiano mengalami penyempitan pembuluh darah pada kaki bagian kiri, sehingga langsung diberikan obat.
“Setelah dilakukan pengobatan, saat dr. Basri berpamitan hendak pulang, Bapak Gradiano sempat meminta nomor handphone dr. Basri dengan alasan biar gampang dihubungi kalau sakit yang dideritanya kambuh lagi,” tutur Mayor Hendra.
Pukul 20.00 Wita, ujarnya, dr. Basri menerima telepon dari Bapak Gradiano yang intinya menyampaikan terima kasih lantaran kondisi kesehatannya sudah mulai membaik.
Di sela-sela perbincangan melalui telepon tersebut, Bapak Gradiano menyampaikan jika ada salah seorang keluarganya yang masih menyimpan senpi jenis springfield.
“Setelah dapat informasi itu, dr. Basri langsung melaporkan ke saya sehingga saya langsung memerintahkan kepada dr. Basri agar menyampaikan ke Bapak Gradiano, jika besok akan kembali berkunjung ke rumah,” tuturnya.
Lebih lanjut Mayor Hendra menuturkan, hari Minggu, 16 Desember 2018, dr. Basri dan beberapa anggota lainnya langsung bergerak menuju rumah Bapak Gradiano.
Setibanya di sana, sudah terdapat satu orang lainnya yang belakangan diketahui bernama Marselino Tefa.
Dalam perbincangan tersebut,anggota menyampaikan tentang bahaya menyimpan senpi oleh masyarakat sipil.
“Setelah mendapatkan pemahaman akhirnya Bapak Marselino bersedia secara sukarela menyerahkan senjata api yang disimpannya kepada dr. Basri,” tandasnya.
“Untuk saat ini senpi sudah kita amankan di Mako Satgas dan kepada anggota di tingkat bawah selalu saya perintahkan untuk terus mengintensifkan anjangsana kepada masyarakat di wilayah binaan,” katanya lagi.
Penulis: Eman Tabean
Editor: Ardy Abba