Borong, Vox NTT- Ratusan masyarakat Manggarai Timur (Matim) mengunjungi pantai Nanga Rawa pada 01 Januari 2019.
Pantai ini terletak di Kampung Nanga Rawa, Desa Bamo, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur (Matim), NTT.
Lokasi ini diminati warga lantaran pasir putih yang indah dengan paduan bentangan gunung, serta pecahan ombak yang memanjakan mata. Pantai ini sangat terawat bahkan terlihat masih perawan.
“Ini seperti gadis perawan sangat bersih tak ada sampah,” ungkap Rivinus, seorang pengunjung asal kecamatan Borong.
Perjalanan ke pantai ini dapat ditempuh dalam waktu 1 jam dari Borong, ibu kota Kabupaten Matim menuju ke arah timur melintasi jalan Trans Flores.
Dari Pusat Kota Borong arahkan kendaraan menuju Kisol, Kelurahan Tanah Rata lalu belok kanan menuju ke arah selatan.
Perjalanan itu pun akan melewati beberapa perkampungan yakni Padang, Muting, Pupung dan Nanga Rawa.
Jalanan naik turun yang berkelok dan suguhan udara sejuk menjadi kenikmatan dan tantangan tersendiri bagi para pengunjung.
Sebelum menginjakkan kaki di bibir Pantai Nanga Rawa, para pengunjung terlebih dahulu melewati beberapa rumah warga. Di sana juga satu pohon asam yang besar dan rindang.
Pantai Nanga Rawa memiliki garis pantai yang begitu panjang dengan ukuran sekitar 1.000 meter. Karakteristik ombaknya cukup besar dan bergelombang.
Di sisi timur pantai itu, pengunjung dimanjakan dengan suguhan daratan yang menjolok ke laut atau tanjung. Sisi barat pun tak kalah indah. Pengunjung akan disuguhkan dengan keindahan gunung Ndeki dan lekukan gunung yang berada di Pulau Mules.
Pengunjung juga bisa menikmati air asin yang masih terawat itu. Mandi, salto di dalam air, memotret di dalam air menjadi cara pengunjung menikmati indahnya pantai itu.
Belum Dilirik
Kendati diminati pengunjung, Pantai Nanga Rawa belum dilirik sebagai sebuah destinasi wisata oleh pemerintah.
Pemandangan yang begitu eksotis tak mampu ditangkap untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah.
Warga pun menyesal, lantaran indahnya Nanga Rawa hanyalah sebuah kenikmatan semata.
Penulis: Sandy Hayon
Editor: Ardy Abba