Labuan Bajo, Vox NTT- Virus dengue yang dibawakan nyamuk Aedes aegypti terus menyerang warga kabupaten Manggarai Barat, Propinsi NTT sejak September 2018.
Kabupaten di ujung barat pulau Flores ini merupakan salah satu daerah lokomotif utama pariwisata NTT karena disanalah tempat asal binatang purba langka bernama Komodo.
Namun beberapa bulan terakhir, Pemda dan masyarakat setempat justru disibukkan dengan wabah yang biasa dikenal dengan Demam Berdarah Dengue (DBD).
Sejak September 2018 hingga awal Januari 2019 kasus akibat DBD terus meningkat bahkan sudah mendekati 700an kasus.
Humas Pemda Manggarai Barat menyebut, hingga 7 Januari 2019, tercatat 5 orang yang meninggal dunia akibat wabah ini.
Wabah virus ini telah masuk dalam kategori darurat atau Kejadian Luar Biasa (KLB).
Kategori tersebut tertuang dalam keputusan Bupati Manggarai Barat, Agustinus Ch Dulla nomor : 270/KEP/HK/2018 tentang Penetapan Status Darurat Demam Berdarah di Kabupaten Manggarai Barat.
Direktur Utama (Dirut) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pratama Komodo Labuan Bajo, drg. Mikael Yaman kepada awak media Jumat, (11/1/2019) mengatakan, pasien yang terjangkit DBD tidak hanya dari wilayah Labuan Bajo tetapi juga dari desa yang ada di wilayah Manggarai Barat.
Mikael juga menyatakan kesiapan prima dari RSUD Pratama Komodo untuk menyiapkan obat-obatan maupun tenaga medis.
“Akhir Desember saya pernah sampaikan ke media bahwa kami kekurangan cairan RD5, sekarang rumah sakit ini mulai dari obat, tenaga medis, dokter, perawat dan bidan untuk melayani sudah siap”,tegasnya.
Komitmen Pemda
Berbagai upaya pemberantasan terhadap mata rantai penyebab DBD terus dilaksanakan secara maksimal.
Bupati Gusti Dula saat memimpin Rapat Pembentukan Satuan Tugas (Satgas) dan Tim Sekretariat (Posko) Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD di ruang rapat Bupati Manggarai Barat, Senin (07/01/2019), menegaskan kasus DBD sudah pada tahap yang sangat mengkhawatirkan.
“Karena itu saya ajak kita sekalian, untuk bersama-sama memberantas penyebaran DBD. Jangan sampai ada korban lagi,” katanya seperti dilansir dari laman humas Pemda Manggarai Barat.
Menurut Bupati, sebagai daerah tujuan wisata dunia, kasus DBD tidak boleh ada di Kabupaten Manggarai Barat, karena akan melahirkan cerita negatif.
“Ingat daerah kita ini sudah terlanjur terkenal sebagai daerah tujuan wisata dunia,” jelasnya.
Sementara itu Wakil Bupati Maria Geong menambahkan tingginya penularan DBD di jelang akhir tahun 2018, karena jentik-jentik yang memenuhi wadah berisi air, tumbuh menjadi nyamuk dewasa sehingga memicu tingginya penularan penyakit tersebut.
Maria seperti dilansir dari humas.manggaraibaratkab.go.id menjelaskan, ada tiga periode utama DBD antara lain demam, kritis dan pemulihan. Periode demam berlangsung pada hari pertama hingga ketiga.
Gejalanya dapat berupa demam tinggi, nyeri seluruh tubuh, nyeri kepala, bintik kemerahan kulit, dan perdarahan gusi/mimisan.
Setelah itu periode kritis berlangsung pada hari ke ketiga hingga ketujuh. Pada periode ini, gejala demam mulai turun, namun sangat rentan jatuh ke dalam periode syok.
Pada fase ini, demikian Maria, akan muncul tanda bahaya berupa tampak sangat lemas, nyeri perut hebat, muntah persisten, dan pendarahan hebat.
Kondisi ini sangat membutuhkan pertolongan medis segera untuk mendapatkan terapi resusitasi cairan.
Tentang Virus Dengue
Untuk diketahui, demam berdarah disebabkan oleh virus Dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
Seperti dilansir dari alodokter.com, virus tersebut akan masuk ke aliran darah manusia melalui gigitan nyamuk. Biasanya, jenis nyamuk ini menggigit di pagi hari sampai sore menjelang petang.
Penularan virus Dengue terjadi bila seseorang yang terinfeksi digigit oleh nyamuk perantara. Virus dari orang yang terinfeksi akan dibawa oleh nyamuk, dan menginfeksi orang lain yang digigit nyamuk tersebut. Virus Dengue hanya menular melalui nyamuk, dan tidak dari orang ke orang.
Virus Dengue terbagi menjadi empat tipe, yaitu DEN 1, DEN 2, DEN 3, dan DEN 4. Ketika seseorang terinfeksi salah satu tipe virus Dengue dan berhasil pulih, maka tubuhnya akan membentuk kekebalan seumur hidup terhadap tipe virus tersebut.
Akan tetapi, kekebalan terhadap salah satu virus tidak menutup kemungkinan terjadinya infeksi oleh tipe virus Dengue yang lain. Bahkan, seseorang yang pernah terinfeksi virus Dengue lebih berisiko terinfeksi untuk kedua kalinya.
Penulis: Sello Jome
Editor: Irvan K