Puisi-Puisi Hippo Neno*
Tragedi Tiga Puluh Detik
Waktu bersenggama
Detikpun mendesah lirih
Denyut kucur hingga tertuang tumpah
Jarak yang dekat menukik kisah tragedi
Ingin tak membisu
Secarik tirai nampak menjadi hampa
Pinggang semai dingin
Menikam hangat
Dunia kusam terukir tinta putih
Kabur gersang menyapa gerbang daya figur
Tiga puluh detik berlabu hingga tenggelam dini
Tangis membara tak terpadamkan oleh luka larah yang ranum
Tiga puluh detik di sini!
Tiga puluh detik di sana!
Firdaus telah hilang sejak tiga puluh detik ritual berlalu.
Ledalero, Januari 2019
Ah Tuhan
Ah Tuhan, aku takut!
Hari ini takut begitu rajin menjamah jiwa
Ah Tuhan, aku takut!
Waktu seolah mengerutu buru
Ah. Waktu itu lahir dari maut dan selalu melahirkan maut
Ah Tuhan, aku lahir dari Rahim Ilahi-Mu sejak Figur perkenalkan rahim ibu yang hangat dan sunyi
Kagum begitu rindu histori rahim-Mu
Ah Tuhan!
Apakah pahat-Mu masih tajam?
Tuhan aku masih terlalu gasal
Aku akan genap ketika tajam pahat-Mu mengikis rupaku.
Ledalero, Januari 2019
*Hippo Neno, lahir di Kupang 11 Agustus 1997. Alumnus seminari St. Rafael Oepoi, Kupang. Sekarang belajar filsafat di STFK Ledalero, Maumere.