Soe, Vox NTT- Jembatan Noebunu yang terletak di Kecamatan Amanuban Timur, Kabupaten TTS nyaris roboh.
Akibatnya, dalam seminggu terakhir, aktivitas warga di lima kecamatan yang memanfaatkan jembatan penghubung jalur utama ini lumpuh total.
Pantauan VoxNtt.com, Selasa (22/01/2019) pagi tampak jembatan yang menghubungkan Desa Noebunu dan Oelet, Amanuban Timur ini rusak parah.
Ihwal kerusakan jembatan disebabkan arus banjir besar minggu lalu yang menghantam tembok penahan pada ujung timur jembatan. Akibatnya, dua tembok penahan jebol dan material penahan aspal pun runtuh.
Pantauan VoxNtt.com, tampak juga beberapa mobil travel, terpaksa hanya bisa parkir pada ujung jembatan bagian timur dan barat. Sudah seminggu, belasan mobil travel tersebut terjebak kerusakan pada jembatan sehingga tidak bisa lewat.
Kondisi kerusakan jembatan yang memprihatinkan ini menyisakan kekecewaan bagi warga. Elkana Letuna, salah seorang warga asal Ayotupas, Kecamatan Amanatun Timur mengaku membatalkan keberangkatannya ke Kupang karena tarif travel yang melonjak.
“Saya mau ke Kupang. Namun, karena jembatan rusak maka sampai di jembatan ini, harus ganti travel. Harga yang biasanya dari Ayotupas ke Kupang Rp. 70 ribu bisa melonjak sampai Rp.80 ribu sampai 90 ribu. Maka saya batal ke Kupang,” keluhnya.
Beberapa warga yang biasa berjualan hasil kebun di pasar mingguan di enam kecamatan juga mengaku, sudah seminggu tidak bepergian karena mahalnya biaya transportasi.
Dampak lain adalah para sopir yang merugi karena penumpang yang sepi.
“Bagaimana kalau kami antar penumpang hanya dua orang kalau bayar sesuai tarif yang lama. Karena penumpang sepi maka kami terpaksa harus naikkan tarif,” ujar sopir travel yang mengaku bernama Lecet ini.
Saatnya Jembatan Permanen
Kondisi jembatan yang memprihatinkan ini, tak luput dari perhatian Hendrikus Tanoni, salah seorang tokoh muda TTS yang yang ditemui VoxNtt,com di lokasi.
Politisi Partai Hanura ini mengaku hendak memantau lokasi jembatan setelah dihubungi teman-teman Pemuda TTS.
Hendrik yang diwawancarai mengaku prihatin dengan warga dari enam kecamatan yaitu Amanuban Timur, Amanatun Utara, Fautmolo, Kokbaun dan Toianas lumpuh total.
“Saat datang tadi, saya juga sempat tanya ke warga. Ternyata harga angkut naik. Nah, ini masyarakat rugi karena tidak bisa melakukan aktivitas. Bahkan, ikutannya juga para sopir maupun tukang ojek rugi karena orang tidak bepergian,” ujar Hendrik Tanoni.
Dikatakannya, kondisi kerusakan jembatan tersebut sudah terjadi setiap tahun. Hal ini, menurut Tanoni, dikarenakan ujung jembatan bagian timur berada di jalur arus banjir.
“Sehingga diharapkan agar Pemkab TTS tidak berlama-lama lagi membangun jembatan permanen. Kalau setiap tahun perbaiki maka bisa rugi. Kalau boleh, dianggarkan agar dibuat jembatan yang permanen. Tentunya dengan kajian yang baik dan benar sehingga tidak lagi berdampak kerusakan,” harapnya.
Dinas PUPR dan BNPBD TTS ke Lokasi
Sementara itu Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah (BNPBD) TTS sudah turun ke lokasi untuk melakukan perbaikan darurat.
“Dua dinas di atas telah turun ke lokasi untuk melakukan perbaikan darurat namun jebol lagi. Sehingga tim teknis sudah turun untuk melakukan perbaikan permanen pada ujung jembatan,” ujar Sekretaris Dinas PUPR TTS, Yakob Tamo Ama Lay.
Menurut Yakob, Dinas PUPR juga akan segera mendesain pembangunan jembatan konkrit untuk mengganti jembatan yang sudah berumur tua tersebut.
“Dinas PUPR segera melakukan desain dan mengajukan anggaran untuk pembangunan jembatan konkrit,” jelas Yakob.
Penulis: L. Ulan
Editor: Irvan K