https://www.youtube.com/watch?v=m07YkjJFceU
Kefamenanu, Vox NTT–Di negeri ini, para pemimpi adalah pemberani. Mereka kesatria di tanah nan tak peduli. Medali harus dikalungkan di leher mereka.
Demikian tulis Andrea Hirata dalam novelnya ‘Maryamah Karpov’, kelanjutan dari tetralogi novel Laskar Pelangi.
Pemimpi dan pemberani itu tidak hanya ada di Belitung sebagaimana latar dalam Novel Maryamah Karpov, mereka juga ditemukan di belahan lain pelosok Nusantara. Salah satunya di wilayah perbatasan RI-RDTL tepatnya di desa Nainaban dan desa Inbate, kecamatan Bikomi Nilulat, kabupaten TTU, Propinsi NTT.
Demi menuntun ilmu, belasan pelajar SMAN Bikomi Nilulat dari kedua desa ini rela bertaruh nyawa dengan menyeberangi sungai Nainaban yang lebarnya mencapai 25 meter.
Dalam video yang dikirim koresponden VoxNtt.com Rabu (23/01/2019) itu, tampak air sungai Nainaban setinggi dada anak usia remaja.
Sebelum menyeberang, para pelajar ini harus membuka baju seragam dan sepatu mereka lalu menyimpannya di dalam tas sekolah.
Saat menyeberang, tas yang berisi buku dan pakaian tersebut diangkat setinggi kepala agar tidak terkena air sungai. Sementara pelajar putri yang ketakutan, dibantu oleh pelajar putra.
Situasi ini selalu dialami para siswa setiap musim hujan sejak awal bulan Desember.
Setiap pagi, mereka harus berjalan kaki sejauh 5 Kilometer menuju sekolah mereka di desa Sungkaen.
Sudah Dialami Sejak Berpuluh Tahun Lalu
Yakob Tusala, warga desa Inbate, kecamatan Bikomi Nilulat saat diwawancarai VoxNtt.com menuturkan, akibat tidak ada jembatan, warga di tiga desa tersebut terpaksa melintasi sungai meski nyawa taruhannya. Pasalnya jika arus sungai tiba-tiba deras, bisa menghanyutkan siapa saja yang menyeberang.
Menurutnya hal tersebut sudah dialaminya sejak berpuluh tahun lalu. Dia berharap pemerintah dapat membangun jembatan penyeberangan sehingga warga Indonesia yang ada di wilayah perbatasan RI-RDTL itu bisa terbebas dari keterisolasian.
“Kalau langgar ke Timor Leste lebih gampang karena tidak ada kali, kalau ke Kota Kefamenanu atau langgar ke wilayah Indonesia lain pas hujan begini tidak bisa karena banjir besar” ujarnya.
Terpisah kepala dinas PU kabupaten TTU Januarius Salem saat ditemui VoxNtt.com di ruang kerjanya menjelaskan jalur Inbate dan Nainaban memang merupakan ruas jalan kabupaten TTU.
Namun saat ini ruas jalan tersebut termasuk dalam sabuk merah sehingga untuk pengelolaan merupakan kewenangan dari balai jalan.
“Kami sudah koordinasi dengan balai jalan, informasinya ini tahun mau dilelang tapi kita belum tahu kelanjutannya mau seperti apa” ujar Salem.
Penulis:Eman Tabean
Editor: Irvan K
Pengisi Suara: Grace Gracella