Soe, Vox NTT-Publik di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) sempat riuh dan heboh dengan pernyataan keras Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Laiskodat saat kunjungan kerja (Kunker) perdananya di kabupaten ini, Minggu (27/01/2019).
Bagaimana tidak? Orang nomor satu di Provinsi NTT ini memilih diksi yang keras dan terkesan kasar yakni namkak alias nganga. Kata itu akhirnya viral di media sosial (medsos).
Dia menyebut pimpinan di kabupaten dengan 32 kecamatan ini hanya nganga (Namkak dalam bahasa Dawan di TTS) dan tolol.
Ini hardikan Viktor dengan diksi keras dan kasar
“Pak Sekda tidak selesaikan masalah KTP maka saya berhentikan. Berapa kali saya telepon Ketua DPRD TTS, hanya Ketua DPRD tukang ngantuk. Sayangnya pemimpin di TTS ini, Ketua DPR dan Bupati sama nganga (Namkak dalam istilah bahasa Dawan di TTS, red) dan tololnya,” hardik Gubernur Victor.
“Jangan rapat yang paling banyak. Makan paling banyak lalu tidak ada hasil. Sama juga seperti DPR datang duduk nganga-nganga (namkak,red) makan, pulang dan tidak ada hasil. Saya coret yang demikian,” tandas Victor.
“Harus selalu ada solusi dalam setiap masalah. Bukan hanya banyak alasan tanpa solusi. Pemimpin harus cerdas. TTS tidak maju-maju karena pemimpinnya nganga (namkak,red) dan tidak mau peduli,” ujarnya.
VoxNtt.com mengikuti setiap agenda acara kunker sejak hari pertama Minggu. Namun, hingga Senin (28/01/2019) malam, terdengar, Viktor tidak lagi memilih dua diksi kasar tersebut.
Baca: Pelantikan Bupati/Wabup TTS Masih “Teka Teki Silang”
Dalam kunjungan ke Desa Baki, Kecamatan Amanuban Tengah dan dialog dengan guru maupun siswa/i di dua sekolah yaitu SMA Negeri 1 Amanuban Tengah dan SMK Kristen 1 Amanuban Tengah, Viktor justru lebih soft dalam menggunakan bahasa.
Gubernur NTT ini justru memotivasi siswa agar menciptakan lingkungan yang bersih serta rajin membaca dan berolahraga.
“Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Selain rajin membaca, anda siswa/i juga harus rajin membaca. Sehingga ke depan lahir generasi-generasi hebat dari TTS,” ujar Viktor memberikan semangat kepada siswa di dua sekolah tersebut.
Viktor juga meminta pihak sekolah agar menjaga kebersihan dengan membuang sampah selalu pada tempatnya. “Buanglah sampah pada tempatnya. Setiap kelas harus punya tempat sampah,” tegasnya.
Pantauan media ini juga, saat berada di Gereja Paulus Baki, dalam sambutannya Viktor tidak kedengaran menggunakan kata-kata kasar.
Gubernur Viktor nampak lebih soft lagi tatkala pertemuan bersama, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Pemkab TTS, camat, kepala desa maupun DPRD Kabupaten TTS.
Viktor pada kesempatan tersebut berharap agar ada sinergi antara pemerintah kabupaten, provinsi dan pusat untuk menuntaskan persoalan kemiskinan di NTT.
“NTT masih tergolong provinsi termiskin ketiga di Indonesia. Kalau provinsinya miskin, itu artinya gubernurnya bodoh. Oleh karena itu hanya dengan kerja keras dan sinergi maka kita bisa keluar dari persoalan kemiskinan ini,” ujar Viktor.
Pertemuan yang dilakukan tersebut harap Viktor menjadi momentum kebangkitan serta menghadirkan energi baru untuk bekerja sama membangun NTT.
Viktor juga memberikan angin segar akan pengelolaan pariwisata di wilayah TTS, yang bakal mendongkrak tingkat pendapatan ekonomi masyarakat TTS.
“Daerah-daerah yang punya obyek wisata, kita akan dorong supaya masyarakatnya yang menikmati hasil ekonomi. Masyarakat bangun sendiri home stay bukan hotel. Kita ingin pengelolaan pariwisata di TTS bisa menghidupkan masyarakat di sekitar,” ujar Viktor.
Penulis: L. Ulan
Editor: Boni J