Soe, Vox NTT–Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Timor Tengah Selatan (TTS), Jean Neonufa angkat bicara usai ‘dicubit’ masalah KTP oleh Gubernur NTT, Viktor Laiskodat.
Jean, kepada VoxNtt.com Selasa (29/01/2019), menyebut sentilan keras Gubernur NTT merupakan motivasi bagi Pemda TTS untuk terus melangkah membangun TTS yang lebih baik.
Terkait masalah KTP yang sentil Gubernur, dia berharap masyarakat TTS sadar untuk bisa mengurus dokumen kewarganegaraan di Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil).
Saat diwawancari VoxNtt.com, Selasa (29/01/2019), Jean, mengatakan, persoalan yang selama ini terjadi adalah dalam situasi genting atau darurat barulah masyarakat cepat-cepat urus dokumen kewarganegaraan.
“Saya contohkan akta kelahiran. Selama ini, banyak juga yang apatis untuk urus. Kalau sudah masuk rumah sakit lalu untuk dapat kemudahan baru cepat-cepat ke Dukcapil. Padahal di Dukcapil lagi padat dengan antrian,” jelasnya.
Padahal menurut Jean, harusnya, 10 hari sejak lahir, seorang anak sudah harus punya akta kelahiran.
Ke depan ujarnya, pihak DPRD TTS meminta pihak Dukcapil agar bisa bekerjasama dengan semua kepala desa dalam mendata warga yang baru lahir.
“Masalah urusan KTP tidak terlalu bermasalah. Hanya surat-surat seperti akta kelahiran maupun kematian. Kecenderungan masyarakat adalah sudah dalam situasi mendadak baru mau mengurus,” jelas politisi Partai Nasdem ini.
Diakhir wawancara ini, ujar Jean, pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Dukcapil agar mendesain model terbaik pelayanan demi penuntasan masalah dokumen kewarganegaraan.
Sebelumnya, sebagaimana diberitakan media ini, Ketua DPRD TTS, mendapat kritikan pedas dari Gubernur NTT, Viktor Laiskodat.
Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Victor B. Laiskodat kembali menghardik pemimpin daerah di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).
Dalam kunjungan kerja (Kunker) perdananya di TTS, Minggu (27/01/2019), orang nomor satu di NTT ini mengatakan, akumulasi semua persoalan di TTS adalah soal kepemimpinan.
“Pak Sekda tidak selesaikan masalah KTP maka saya berhentikan. Berapa kali saya telepon Ketua DPRD TTS, hanya Ketua DPRD tukang ngantuk. Sayangnya pemimpin di TTS ini, Ketua DPR dan Bupati sama nganga (Namkak dalam istilah bahasa Dawan di TTS, red) dan tololnya,” hardik Gubernur Victor.
Dia juga dengan tegas meminta ada efisiensi dalam penggunaan anggaran di TTS.
“Jangan rapat yang paling banyak. Makan paling banyak lalu tidak ada hasil. Sama juga seperti DPR datang duduk nganga-nganga, makan, pulang dan tidak ada hasil. Saya coret yang demikian,” tandas Viktor.
Penulis : L. Ulan
Editor: Irvan K