Borong, Vox NTT-Songke Jok merupakan satu di antara sekian jenis tenun yang ada di Kabupaten Manggarai Timur (Matim). Kain tenun ini berasal dari kecamatan Lamba Leda.
Dari penelusuran VoxNtt.com, Songke Jok termasuk jenis tenun sulam. Jenis motifnya adalah Jok Lamba Leda warna dasar hitam.
Kain tenun Songke Jok lazimnya dipakai oleh masyarakat dan tua-tua adat, khususnya pada saat upacara adat.
Bahan baku Songke Jok adalah benang pintalan dari kapas, bisa juga benang hasil pabrik.
Pewarnanya pun terbuat dari bahan alami seperti tao dan batu kapur. Pewarna dari pabrik juga bisa kalau memang sangat dibutuhkan.
Proses pembuatan Songke Jok melalui dua tahap.
Tahap Pewarnaan Benang
Tahap ini berisi beberapa rangkaian kegiatan:
Pertama, daun tao direndam selama 3 jam kemudian airnya disaring.
Kedua, air rendaman daun tao dicampur batu kapur laut yang sudah dibakar sampai hangus dan larutannya diendapkan selama satu malam (dalam periuk tanah). Kemudian airnya dibuang dan endapannya disimpan untuk proses selanjutnya.
Ketiga, ambil abu dapur yang telah dicampur dengan jelaga, lalu diletakan dalam keranjang kemudian disiram air. Air rembesan itu ditampung dalam wadah.
Keempat, campurkan air rembesan abu dapur dengan endapan tao dengan perbandingan 1:1 (direndam selama satu malam).
Kelima, masukkan benang putih ke dalam larutan pada langkah 4 di atas, lalu diamkan selama dua jam kemudian diperas dan dijemur.
Keenam, ulangi langkah 5 sampai 10 kali dalam waktu lima hari. Kemudian benang dicuci dengan air bersih sampai tidak luntur. Benang dijemur hingga kering.
Tahap Pembuatan Tenun
Sebelum mulai menenun, ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan.
Pertama, setelah benang kering, dimasukan ke dalam purung atau paes untuk digulung.
Kedua, dari gulungan, benang langsung dipidik atau dibentang dalam jangkar.
Ketiga, kemudian benang dibentang benang sesuai ukuran yang dikehendaki. Setelah itu, proses menenun bisa dimulai.
Makna di Balik Sulaman
Di balik indahnya, kain tenun Songke Jok memiliki makna dari setiap sulaman yang dihasilkan.
Jok melambangkan rumah gendang atau rumah adat orang Manggarai Timur.
Wela Runus melambangkan bunga berukuran kecil (satu kuntum satu warna) yang banyak tumbuh di wilayah Matim.
Wela Kaweng merupakan bunga yang berukuran lebih besar (satu kuntum terdiri dari bermacam-macam warna) yang banyak tumbuh di wilayah Matim.
Mata Manuk bentuknya ruit melambangkan mata Tuhan.
Titian melambangkan jembatan penghubung.
Garis pembatas/sui, melambangkankehidupan mayarakat kabupaten Manggarai Timur yang dibatasi oleh aturan adat istiadat.
Natas posisinya selalu berada di tengah-tengah khususnya di bagian depan Songke Jok. Natas itu sendiri berarti halaman kampung. Natas selalu berada di tengah kampung dan berfungsi sebagai tempat bermain dan tempat dibangunnya compang (altar persembahan).
Dalam filosofi kehidupan orang Manggarai umumnya, Natas merupakan salah satu elemen penting selain Uma (kebun tempat bekerja), wae (mata air), compang (tempat persembahan), dan mbaru (rumah sebagai tempat tinggal).
Penulis: Sandy Hayon
Editor: Irvan K