Borong, Vox NTT-Tepat pukul 17.40 Wita, Jumat (22/2/2019), jenazah Videlis Niap (64), diberangkatkan dari Puskesmas Borong menuju kampung halamannya di Bealaing, Desa Bangka Pau, Kecamatan Poco Ranaka, Kabupaten Manggarai Timur (Matim),–Flores, NTT.
Wajah Videlis petang itu, tampak pucat dan menguning. Ia juga berkumis.
Tubuhya dibungkus dengan sehelai kain batik kuning yang dihiasi motif yang berwarna cokelat.
Jasadnya pun digotong oleh keluarga dan warga memasuki sebuah mobil puskesmas yang akan mengantarnya.
Kala itu Borong, ibu kota Matim berduka. Ratusan warga memadati jalan. Puskesmas pun demikian. Di bagian dalam dan pelataran puskesmas dipenuhi kerumunan warga.
Tetesan demi tetesan membasahi wajah, baju dan tanah. Videlis dipeluk, dicium, ditangisi dengan ucapan ‘berdiksi’ perpisahan.
Seorang perempuan yang menurut warga adalah buah hati Videlis, datang dengan raut wajah sedih sembari menangis dengan suara yang nyaring.
“Ayah, ayah, ayah co’o tara nggo’o ite (Ayah mengapa engkau seperti ini),” kata-kata tangisan penuh histeris perempuan berbaju putih itu sembari mendakati Videlis dan memeluknya erat.
Beberapa awak media berdatangan sore itu, menyaksikan kepergian pria berprofesi petani itu.
Tempat tidur dimana Videlis dibaringkan, dipenuhi bercak darah. Hari itu seolah menjadi hari bersejarah. Ratusan mata jadi saksi kepergian pria kelahiran 1955 itu.
Seorang perempuan berbaju putih menangis dengan sebuah harapan agar Videlis bangkit lagi. Namun Sang Khalik lah yang berkehendak.
Videlis harus menutup usia. Ia telah hidup lebih dari setengah abad. Ia telah menikmati indahnya tanah Manggarai Raya.
Kronologis
Kematian Videlis begitu tragis. Ia tak pernah tahu pada pukul 15.00 Wita adalah ajalnya.
Jalan umum yang mendaki dan bertikungan jurusan Borong-Kembur adalah tempat perpisahannya dengan keluarga, sahabat dan koleganya.
Dari laporan kepolisian sektor Borong, Videlis mengendarai sepeda motor Jupiter MX, warna putih biru.
Baca Juga: Terlibat Tabrakan di Jalur Borong-Kembur, Videlis Tewas
Dengan motornya ia melaju dari Kembur ke arah Borong. Saudara Karolus Hambur pun, demikian. Ia mengendarai sepeda motor X-Ride miliknya dengan kecepatan tinggi.
Namun, ketika melewati as jalan dari Borong menuju kembur, keduanya dalam posisi berlawanan, hingga mengalami tabrakan.
Akibatnya, Videlis pun mengalami luka memar di dada dan mengeluarkan darah dari mulutnya.
Tragisnya, ketika hendak dibawa ke puskesmas Borong, Videlis meninggal dunia dalam perjalanan.
Sedangkan, Karolus Hambur yang merupakan seorang pelajar 17 tahun dari kampung Kaweng, Desa Bangka Kenda, Kecamatan Wae Ri’i, Kabupaten Manggarai harus dirujuk ke RSUD dr.Ben Mboi Ruteng.
Dari catatan Puskesmas Borong yang peroleh VoxNtt.com, Karolus kala itu mengenakan kaus oblong, celana biru, kulit sawong matang dan tidak memakai sandal.
Ia mengalami luka lecet pada alis mata kiri bagian bawah, luka robek pada ibu jari bagian kiri, luka lecet pada kaki kiri kanan, tulang mata kaki kelihatan dan patah tulang.
Penulis: Sandy Hayon
Editor: Ardy Abba