Mbay, Vox NTT- Sebanyak 120 peserta olahraga bela diri pencak silat di Kabupaten Nagekeo mengikuti ujian kenaikan tingkat di lapangan futsal SMAK Baleriwu Danga, Sabtu (23/02/2019).
Peserta ujian kenaikan tingkat ini adalah mereka yang telah mengikuti proses latihan sebelumnya oleh para pelatih.
Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua Pencak Organisasi (PO) NTT yang juga adalah ketua IPSI Kabupaten Ende Yustinus Sani, Ketua IPSI Nagekeo Lukas Mere, Sekretaris Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Nagekeo Stefanus Tipa, Pendekar PO NTT Emanuel Taji, para pelatih, serta peserta sebanyak 120 orang.
Ketua Pengurus Daerah Pencak Organisasi NTT, Yustinus Sani mengatakan, kegiatan ujian kenaikan tingkat merupakan proses yang harus dilalui oleh seorang pesilat, berawal dari proses latihan selama ini.
Yustinus mengharapkan agar para pelatih dapat mengerahkan segala sumber daya yang ada agar PO Nagekeo dapat memeroleh prestasi.
Para anggota PO, kata dia, harus selalu menjaga nama baik organisasi dan memegang teguh ilmu yang telah diajarkan.
“Selalu memegang ilmu padi, semakin tua semakin berisi,” katanya.
Yustinus Sani yang adalah anggota DPRD Ende dari PDI-Pejuangan itu dalam sambutannya saat apel pembukaan menyampaikan terima kasih kepada Bupati Nagekeo melalui Dinas Pendidikan dan Olahraga karena selama ini sudah memperhatikan kegiatan pencak silat.
“Di Nagekeo baru dibuka tahun lalu, namun sampai hari ini sudah memiliki 5 ranting, yakni ranting SMAK Baleriwu, ranting Ameaba, ranting SD Yohanes Paulus, ranting SPP Boawae, ranting SMAK Frans Boawae, ranting SMP Satu Atap Mauponggo,” beber dia.
Sekretaris Dinas Pendidikan dan Olahraga Kabupaten Nagekeo, Stefanus Tipa dalam sambutan mengatakan, pihaknya mengucapkan terima kasih kepada pengurus Pencak Organisasi NTT dan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Cabang Nagekeo yang telah memperkenalkan cabang olahraga bela diri tersebut.
Ia mengaku, Kabupaten Nagekeo belum memiliki tempat khusus untuk latihan bela diri. Sebab itu semua cabang olahraga bela diri masing-masing masih mencari tempat untuk berlatih.
Walau ada keterbatasan sarana dan prasarana, kata Stefanus, namun IPSI Nagekeo terlebih khusus Cabang PO sudah menunjukan prestasi.
“Dengan keterbatasan, IPSI Nagekeo tetap hidup, karena lebih pada panggilan nurani pribadi, ini adalah kegiatan sosial, menghidupkan orang lain dan daerah,” katanya.
Stefanus menambahkan, organisasi bela diri adalah tempat penempaan diri, penempaan fisik dan mental.
Hal ini tengu saja agar meminimalisasi terjadinya hal-hal buruk yang menimpa remaja, misalnya tawuran dan lain lain.
Ketua IPSI Nagekeo, Lukas Mere dalam sambutan menyampaikan terima kasih kepada Pengurus dan Pelatih Pencak Organisasi Nagekeo yang telah melatih, membina dan membimbing peserta, sehingga mereka boleh mengikuti kegiatan ujian kenaikan tingkat.
Ujian kenaikan tingkat, kata dia, adalah kegiatan pembentukan jiwa.
Dikatakan, silat adalah olahraga bela diri asli Indonesia.
“Apa yang dipelajari dari pelatih hari ini diuji, gunakan kesempatan ini dengan baik, karena ini dibina secara fisik dan jiwa. Jaga nama baik pencak organisasi, harus menjadi teladan baik di sekolah maupun di rumah,” pinta Lukas.
Penulis: Arkadius Togo
Editor: Ardy Abba