Mbay, Vox NTT-Tragis. Demikian kata yang tepat untuk menggambarkan nasib sejumlah petani jagung di Desa Aeramo, Kelurahan Lape, Kecamatan Aesesa dan Desa Tendakinde, Kecamatan Wolowae, Kabupaten Nagekeo.
Bagaimana tidak, hujan beserta angin pada Minggu (10/3/2019) itu wilayah itu menerpa sekitar puluhan hektar tanaman jagung milik mereka hinggga rata dengan tanah. Hidup mereka kini dibayangi kecemasan akan terjadi gagal panen.
Disaksikan Voxntt.com Selasa (12/3/2019) pagi, sepanjang jalan di saluran irigasi Mbay dari wilayah Aeramo sampai Penginanga, sebagian besar tanaman jagung rata dengan tanah.
Petani jagung di Desa Aeramo, Kecamatan Aesesa, Polus, mengaku kaget dengan angin kencang yang muncul secara tiba-tiba.
“Saat angin kencang saya kaget, tiba-tiba ada angin kencang disertai hujan grimis,” ujar Polus saat ditemui Voxntt.com Selasa (11/3/2019) pagi.
Polus mengatakan, pasca angin kencang melanda sejumlah kebun jagung, warga kuatir peristiwa yang sama akan terulang lagi. Apalagi menurutnya, rata-rata tanaman jagung yang rusak itu belum siap dipanen.
“Tanaman jagung saya pun ikut tumbang karena angin kencang kemarin yang terjadi mulai pukul 13.12 Wita hingga 15.21 Wita,” katanya.
Kondisi yang sama juga dialami sejumlah petani lain di Kecamatan Aesesa, “Saya punya lahan jagung sebagiannya tumbang dan rusak,” kata Anton Petani Jagung asal Lape.
Kepala Dinas (Kadis) Penanggulangan Bencana Daerah (PBD), Bernabas Lambar saat dihubungi media ini mengaku, sudah ada laporan terkait peristiwa itu.
“Terkait akibat jagung yang diterpa angin sudah ada laporan. Saat ini kita sedang melakukan kajian dan staf saya sudah turun pantau lokasi kebun jagung yang diterjang angin. Kalau untuk kerugian kita belum tahu. Saat ini kita masih proses kajian dulu,” ujar Kadis Barnabas.
Penulis: Arakdius Togo
Editor: Boni J