Mbay, Vox NTT- Beberapa warga dari tiga desa masing-masing, Lambo, Rendu dan Ndora mengaku kecewa dengan Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco Do dan Wakil Bupati Marianus Waja.
Kekecewaan tersebut terutama karena Don Bosco-Marianus Waja tidak berada di tempat, saat mereka hendak melakukan audiensi di Kantor Bupati Nagekeo, Senin (18/3/2019).
Padahal, ketiga komunitas yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) wilayah Nusa Bunga itu hendak mendengar langsung jawaban Don Bosco-Marianus Waja di balik polemik pembangunan waduk Lambo.
“Kami sebagai masyarakat tentunya sangat kecewa dengan Bupati dan Wakil Bupati Nagekeo. Kami ini masyarakat bapak berdua. Kami ini bukan maksud apa-apa. Tapi kami datang untuk ketemu bapak berdua untuk beraudiensi tentang pembangunan waduk Lambo,” ujar Kristian Minggu, orator dari AMAN sesaat sebelum menyerahkan peryataan sikap ke Plh Sekda Nagekeo, Bernadinus Fansiena di Kantor Bupati setempat, Senin siang.
Kristian kembali menegaskan pihaknya sangat kecewa dengan Don Bosco-Marianus Waja. Padahal, kata dia, sebelum melakukan aksi protes AMAN wilayah Nusa Bunga sudah mengirim surat pemberitahuan.
Tak hanya karena Don Bosco-Marianus Waja tidak berada di tempat yang memicu kekecewaan masyarakat. Menurut Kristian, pihaknya juga kecewa karena Bupati Don Bosco tidak hadir membawakan materi dalam seminar sehari saat HUT ke-20 AMAN wilayah Nusa Bunga pada Minggu 17 Maret 2019 lalu.
“Dan kegiatan di Rendu Butowe, Bupati lagi-lagi tidak hadir. Tentunya ini kami sebagai tiga suku sekali lagi katakan kami kecewa,” tegasnya.
Sementara itu, Siti Aysah salah satu orator dari AMAN dalam orasinya dengan tegas menolak lokasi pembangun waduk di Lowose.
“Sampai titik penghabisan darah, kami tetap lawan dan tolak lokasi pembangunan waduk di Lowose. Tapi kami berikan dua alternatif untuk pemerintah bangun waduk di Lowopedhu dan Malawaka,” tegas Siti.
Ia membeberkan, dasar penolakan lokasi pembangun waduk di Lowose, karena di sana adalah tanah adat yang di dalamnya terdapat ritus budaya, kubur leluhur, tanaman produktif, pemukiman warga, rumah ibadah, dan sekolah. Kata dia, tempat ini perlu dijaga dan dilestarikan dari masa ke masa hingga anak cucu.
Baca Juga: Aman Sebut BPN ‘Biang Kerok’ Keributan Pembangunan Waduk Lambo
Terkait kekecewaan ketiga masyarakat adat itu, Plh Sekda Nagekeo Bernadinus Fansiena menyampaikan permohonan maaf atas ketidakhadiran Don Bosco-Marianus Waja.
Bernadinus mengaku, Don Bosco-Marianus Waja sedang bertugas ke desa-desa.
“Maaf untuk bapak dan mama hari ini. Bupati dan Wakil Bupati ada tugas. Bupati ada kegiatan pelantikan di Nangaroro sementara Wakil Bupati berada di Mauponggo,” aku Bernadinus.
Penulis: Arkadius Togo
Editor: Ardy Abba