Mbay, Vox NTT-Ada 1.000 hektare lahan sawah di Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo akan dialihfungsikan menjadi ladang jagung.
Hal itu untuk mengubah kalender tanam dan pola tanam yang dicanangkan Pemerintah Kabupaten Nagekeo. Alih fungsi lahan dinilai baik untuk mengoptimalkan produktivitas para petani Nagekeo.
“Berdasarkan hasil rapat kita bahwa pada bulan Juni 2019 pada skunder 1, ada 1000 hektare lahan sawah milik petani akan dialihfungsi menjadi ladang jagung,” ujar Kabag Humas dan Protokol Kabupaten Nagekeo, Gaspar Taka saat dihubungi VoxNtt.com, Senin (01/04/2019).
Gaspar mengatakan, wilayah sekunder lainnya pengolahan lahan sawah masih seperti biasanya.
“Bulan Juni 2019 ini, kita uji coba dulu 1000 hektare sawah di skunder 1 untuk menjadi ladang jagung. Sedangkan sekunder lainnya kerja seperti biasa,” jelasnya.
Kepala Dinas Pertanian Nagekeo, Wolfgang Lena membenarkan hal itu. Ia mengatakan, bulan Juni 2019 akan melakukan tutup tanam.
“Ia benar bulan Juni ini kita tutup tanam. Dan wilayah yang tutup tanam padi itu akan dialihfungsikan menjadi ladang jagung,” ujarnya.
Namun Lena tidak menjelaskan secara detail wilayah mana yang akan dialihfungsikan menjadi ladang jagung tersebut.
“Pak nanti tanya di Pak Kabag Humas yang lebih tahu wilayah mana yang akan tutup tanam. Biar supaya kita satu pintu informasi,” ujarnya.
Menurut Lena dengan menanam jagung bakal bisa membunuh hama yang ada. Sebab jagung dinilai obat yang sangat ampuh untuk membunuh hama.
Tanaman jagung juga bisa mengubah struktur tanah. Sehingga bisa mengoptimalkan hasil panen para petani.
“Soal bibit jagung pemerintah pusat yang siapkan,” katanya.
Dikatakan, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten Nagekeo bukan hanya menyiapkan bibit jagung.
Bahkan Pemerintah kabupaten Nagekeo siap mendatangkan pembeli jagung. Hal itu agar petani tidak lagi mencari pembeli.
Penulis: Arkadius Togo
Editor: Ardy Abba