Borong, VoxNTT-Keluarga Aprilianto Agriano Alfredo (14), korban kecelakaan lalu lintas mengaku kesal dengan pelayanan petugas di Puskesmas Waelengga, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur (Matim), NTT.
Elias L. Tobi kakak sepupu korban mengaku peristiwa kecelakaan itu tejadi, Rabu (27/3/2019), di deker Sangan Langga Jeremboro, Kecamatan Kota Komba.
Elias menuturkan, kejadian kecelakaan lalu lintas yang dialami Agri tidak diketahui pihak keluarga.
Diakuinya, informasi kecelakaan itu diketahui setelah mendapat kabar dari pihak Puskesmas Waelengga. Selain itu, insiden kecalakaan yang menewaskan Agri itu diketahui dari keluarga yang ada di Waelengga melalui telepon.
Mendengar, kabar itu ia dan ibu korban langsung bergegas ke Puskesmas Waelengga.
“Itu kecelakaan hari Rabu dan kami tidak tahu, terus kabar itu kami dengar berita dari rumah sakit dan ditelepon dari keluarga juga yang ada di Waelengga memberitahukan bahwa ada keluarga kami yang kecelakaan lalu lintas. Kami semua panik,” kisahnya kepada VoxNtt.com, Minggu (31/3/2019).
Setibanya di puskesmas, mereka pun langsung menemui korban yang masih kelas satu SMP itu.
“Setelah kami masuk dan tanya jawaban dari petugas kesehatan tidak apa-apa,” ujarnya.
“Memang mereka di sana ada sibuk, sibuk apa juga saya kurang tahu. Begitu kami masuk ke dalam itu adik itu sudah baring, dia kadang berontak-berontak, dia parah sekali. Begitu saya datang, saya tanya petugas, dari bidan bilang oh tidak apa-apa, dia tidak ada masalah, kamu boleh bawa pulang,” sambung Elias.
Bawa Pulang
Mendengar jawaban petugas puskesmas, dirinya ragu dan dengan berat hati, terpaksa menggendong korban menuju rumah keluarga yang ada di Waelengga.
“Saya sendiri itu ragu, saya bilang kok kecelakaan yang seperti ini dengan kejadian seperti ini mana bisa hanya memar saja katanya kasih dengan obat refanodin nanti di sana kamu tinggal kompres-kompres nanti dia akan sembuh,” imbuh Elias.
“Sampai di rumah keluarga juga dia tetap tidak sadar diri, dia pusing terus memang kami tetap kompres dengan obat itu tetap dia tidak sadar diri sama sekali,” tukasnya.
Lantaran tak sadarkan diri, malam itu juga korban pun menuju Kampung Munde.
“Secara pribadi ini, kami mau siapkan oto. Rencananya kami mau bawa ke Bajawa tetapi karena bidan itu mengatakan bahwa tidak ada apa-apanya, sehingga kami juga percaya saja, kami juga bukan tahu soal medis itu, mereka bilang tidak apa-apa akhirnya kami ikut percaya,” ucapnya.
Sesampainya di Kampung Munde korban masih tetap tidak sadar.
Antar ke Puskesmas Borong
Pada Kamis (28/3/2019), pihak keluarga bersepakat membawa korban ke Puskesmas Borong.
“Kala itu saya tidak ikut, almarhum ditemani ayah, ibu dan beberapa anggota keluarga,” ujar Elias.
Sesampainya di Borong, korban langsung dipertemukan dengan dokter Yori. Anehnya, dokter itu pun marah lantaran kondisi korban sangat parah.
“Kenapa baru bawa sekarang ini anak, dia punya kepala sudah ada benturan begini, sudah tidak bisa tertolong, darahnya sudah beku sudah ke otaknya kata dokter begitu,” ujar Elias mengisahkan peristiwa itu.
Beberapa saat kemudian korban pun dirujuk ke RSUD Ben Mboi Ruteng.
“Sampai di tengah jalan sebelum masuk Ruteng itu ditelepon dari adik saya, katanya infusnya sudah tidak berjalan lagi, tapi mereka tetap paksa jalan, sesampainya di rumah sakit Ruteng sementara mau kasih keluar adik mau cari tempat mau istirahatkan dia itu, memang dia sudah hembus napas terakhir,” kisah Elias.
Kesal dengan Pelayanan Kesehatan Puskesmas
Atas peristiwa itu, Elias mengaku sangat kesal dengan pelayanan Puskesmas Waelengga.
“Saya secara pribadi sangat sesal dengan pelayanan Puskesmas Wae Lengga, artinya bahwa soal kejadian maut itu, soal itu memang semua orang, tetapi setidaknya usahakan dulu to, kalau memang mereka masih sibuk atau tidak bisa melayani ya buat surat rujukan saja, bilang kamu bawa ke sini supaya kami bawa begitu. Itu yang saya menyesal sampai sekarang,” sesal Elias.
Ia pun mendesak Pemerintah Kabupaten Matim melalui dinas terkait untuk melakukan evaluasi dokter dan petugas yang sedang menjalankan tugas waktu itu.
“Saya minta pihak yang berwajib dinas kesehatan dan pemerintah periksa itu dokter dan petugas itu,” tegasnya.
Untuk diketahui, almarhum telah dimakamkan, Jumat (29/3/2019), di Kampung Munde, Desa Komba, Kecamatan Kota Komba.
Penulis: Sandy Hayon
Editor: Ardy Abba