Borong, Vox NTT- Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Bidang Anggota Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Adrianus Garu menyebut lembaga survey omong kosong dan itu hanya bentuk penipuan publik.
Hal itu disampaikan Andre lantaran hasil survey terkait elektabilitas Partai Hanura yang menurun.
“Saya bilang, Lembaga survey itu omong kosong, itu hanya penipuan publik. Coba kalau mereka survey 178 juta orang di Indonesia, baru kita akui dan itu baru akurat, karena sesuai dengan Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang dikeluarkan KPU,” ujar Anggota DPD RI itu saat ditemui sejumlah awak media usai menggelar kegiatan konsolidasi Partai Hanura di Borong, Kamis (04/04/2019).
Dikatakannya, Partai Hanura mendapatkan hasil survey 2,5 % dan tidak lolos ambang batas parlemen/parliamentary threshold (PT). Hasil itu, katanya, tidaklah benar.
Menurutnya, pada Pemilu tahun 2014, Partai Hanura, berhasil mendapatkan kursi di Senayan, dan memeroleh 5.26 %, dengan asumsi suara 6.5 juta jiwa.
Lanjut dia, Pemilu kali ini hanya membutuhkan 5.8 juta suara, untuk mencapai 4 % sesuai dengan ambang batas parlemen.
“Partai Hanura sudah punya dasar 6,5 juta suara, ko diragukan. Sementara yang diminta hanya 4 %, yaitu 5,8 juta suara. Nah, tentu Pemilu kali ini, Hanura optimis mendapatkan 7 %, dengan asumsi kurang lebih 9 juta jiwa,” ujarnya.
Andre meminta rakyat tidak perlu ragu dengan Partai Hanura.
Menurutnya, 178 juta rakyat Indonesia, yang menjadi sampling hanya 2 ribu saja.
“Ini kan tidak masuk akal,” kata Andre.
Isu dari Lembaga survey tersebut kata dia, sengaja dimainkan untuk mengurangi arus dukungan masyarakat di daerah pemilihan Nusa Tenggara Timur (NTT) I yang meliputi, Flores, Alor dan Lembata terhadap Partai Hanura.
“Jadi, saya sudah tahu, permainan partai -partai setan itu. Yang mengatakan itu tidak masuk. Memangnya Pemilu sudah usai. Nah, itu partai bodoh yang mengatakan Hanura tidak bisa masuk,” tegasnya.
Andre pun meminta kepada seluruh masyarakat supaya tidak khawatir. Tugas rakyat adalah ke TPS untuk menentukan pilihan sesuai dengan hati nurani.
“Tapi jangan pilih pakai suara lusifer. Karena dikasih sedekah, dikasih sumbangan, kita pilih dia,” ucapnya.
Rakyat juga kata dia, harus cerdas memilih agar melahirkan pemimpin yang baik untuk nasibnya.
Karena suara rakyat adalah suara Tuhan dan itu adalah komitmen dari Partai Hanura.
“Boleh tidak pilih Hanura, tapi harus pilih dengan hati nurani. Supaya tidak masuk suara setan. Karena suara rakyat adalah suara Tuhan,” imbuhnya.
Menurut Andre, kebanyakan informasi yang berkembang itu hoaks. Kalau isunya adalah dari 178 juta masyarakat Indonesia dijadikan sampel, itu baru benar.
“Ini kan hoaks, hanya diambilkan 2 ribu orang di pinggir jalan. Bukan tanya pada masyarakat,” katanya.
“Sementara, wajib pilih di Indonesia 178 ribu jiwa. Makanya saya bilang, konyol itu lembaga. Saya tidak sepakat, kalau Lembaga survey itu ada. Harus dibubarkan itu. Itu hoaks,” sambung Andre.
Dia mengatakan, Lembaga survey harus dibubarkan karena itu provokator. Sebab itu, ia meminta agar berhentilah menyebarkan kecemasan dan membohongi rakyat. Andre juga berharap agar mendorong politisi yang baik yang mempunyai hati nurani.
Kepada seluruh kader dan politisi Partai Hanura, pinta Andre, tetap mengedepankan profesionalitas dalam berdemokrasi.
“Tunjukanlah bahwa kita cinta kepada rakyat. Saya pesan kepada seluruh kader Hanura mari memberikan pendidikan politik dan mengenalkan diri kepada rakyat, supaya masyarakat tahu. Dan harus menyampaikan gagasan dan pemahaman politik kepada masyarakat,” ungkapnya.
Penulis: Sandy Hayon
Editor: Ardy Abba