Labuan Bajo, Vox NTT- Pemilik restoran Treetop Labuan Bajo, Matheus Siagian mendorong para petani di Kampung Meleng, Desa Cunca Wulang, Kecamatan Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) agar terus berinovasi dalam membudidaya tanaman Porang.
“Jika potensi Porang di wilayah itu cocok dikembangkan tentu kita dorong petani. Kita harap para petani memproses Porang hingga menjadi tepung sehingga harga jualnya tinggi,” kata Matheus kepada wartawan usai mengunjungi Kampung Meleng, Senin (08/04/2019).
Untuk diketahui, Porang termasuk tumbuhan bermarga Amorphophallus. Secara penampilan, Porang tumbuh dengan tangkai tunggal atau batang bercorak belang-belang hijau-putih. Tangkai kemudian menjulurkan cabang-cabang sebagai tangkai daun.
Porang hanya bisa tumbuh di bawah pepohonan penyangga seperti pohon jati. Ia akan gagal tumbuh di area persawahan.
Tanaman ini, ternyata memiliki manfaat bagi kesehatan. Umbi yang tertanam di dasar tungkai yang bisa diproduksi dan diolah menjadi produk kesehatan dan kecantikan.
Vincent Mulyadi, seorang petani asal Kampung Meleng mengatakan, saat ini banyak petani di desa itu berlomba-lomba membudidayakan tanaman Porang.
“Mengetahui harga tanaman Porang sangat bagus, kami mulai budidaya Porang Pak, apalagi permintaan dua tahun terakhir ini sangat tinggi. Kami melihat ada potensi tanaman Porang di sini,” kata Vincent kepada wartawan.
Vincent mengaku, pengepul Porang di Kampung Meleng sendiri setiap harinya menimbang 3 ton Porang mentah dari petani. Itu terutama selama dua pekan terakhir ini.
Pice, seorang pengepul Porang di Desa Cunca Wulang mengaku, harga Porang mentah perkilo gram berkisar antara Rp 5.000 hingga Rp 6.000. Porang kering berkisar Rp 75.000 hingga Rp 80.000. Sementara Porang tepung berkisar Rp 400.000 hingga Rp 500.000.
“Harganya tergantung jenis dan kondisi Porang, informasi diperoleh, Porang banyak digunakan untuk bahan baku obat kesehatan dan kecantikan,” kata Pice.
Penulis: Ardy Abba