Mbay, Vox NTT-Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat menegaskan pemimpin harus berpikir di luar dari yang biasanya (out of the box).
“Seorang pemimpin harus berani menyelesaikan tantangan. Harus visioner dan tidak pantang menyerah. Seorang pemimpin itu harus menyelesaikan tantangan. Kita harus mulai membangun secara luar biasa. Paling berat di provinsi ini bukan masalah apa, tapi hatinya. Orang bikin program tapi hatinya mati, itu sama saja,” ujar Gubenur Viktor saat kunjungan kerja di Kabupaten Nagekeo, Rabu (01/05/2019).
Ia mengatakan etos dan semangat kerja harus ditanam mulai saat ini. Semua harus mengambil bagian dan mengubah cara kerja lama yang tidak ada kemajuan. Harus berani dan percaya diri.
Viktor juga menegaskan, membangun NTT tidak cukup dengan rapat-rapat yang ia nilai tidak jelas. Rapat singkat, tapi hasilnya harus jelas. Tidak boleh menghabiskan waktu hanya untuk rapat saja.
“Yang kerjanya hanya rapat itu dipastikan orang bodoh karena solusinya tidak ada atau hasilnya tidak ada,” tandasnya.
Menurut Viktor, membangun sebuah cara berpikir baru di Nusa Tenggara Timur tidak boleh mengerjakan hal yang biasa.
“Ini kesempatan kita buat sejarah-sejarah peradaban membangun Indonesia bahwa provinsi NTT termiskin, kabupaten termiskin. Masa kita kalah sama Bupati Banyuwangi, sekarang mereka menjadi kabupaten hebat masa kita kalah. Kita harus bisa, sekarang hebat dan ini dalam perjalanan kesana NTT bangkit dan NTT sejahtera,” tukas Viktor.
Ia mengharapkan agar Bupati dan Wakil Bupati Nagekeo dapat membawa perubahan bagi masyarakat. Nagekeo, kata dia, bisa berubah sesuai dengan tagline ‘NTT bangkit dan NTT sejahtera’.
Humas Harus Kuasai Teknologi
Dalam kesempatan tersebut, Viktor juga menegaskan, orang yang bekerja di bagian Hubungan Masyarakat (Humas) pada pemerintahan harus paham dan menguasai teknologi informasi.
Sebab, Humasnya pemerintah menjadi corong informasi dan menjadi, mata, telinga dan mulut pemerintah.
Sebab itu, ia meminta di bagian Humas harus orang-orang yang punya kapasitas dan paham tentang teknologi informasi.
Sebab jika tidak, maka segala bentuk informasi yang baik tentang kinerja pemerintah akan hilang begitu saja.
“Harus dinarasikan dengan dan disebarluaskan. Sehingga banyak yang mengetahui apa yang sedang dilakukan oleh pemerintah,” katanya.
Menurut dia, pemerintah harus menempatkan Humas yang baik dan paham teknologi informasi. Karena Humas adalah biji mata, telinga dan mulut dari pada organisasi Pemerintah.
Penulis: Arkadius Togo
Editor: Ardy Abba