Labuan Bajo, Vox NTT-Mateus Siagian, pelaku pariwisata di Labuan Bajo, Manggarai Barat menolak keras wacana penerapan wisata halal di daerah itu.
Matheus yang dihubungi VoxNtt.com Rabu (1/5/2019) menjelaskan Labuan Bajo harus tumbuh pelan-pelan dengan identitasnya sendiri.
“Ngak perlu disuntik identitas dari mana pun. Biar pelan-pelan dia tentukan sendiri ke mana arah yang mau dipilih. Labuan bajo punya alam punya budaya sendiri,” ungkap Matheus.
Pegembangan destinasi wisata kata Matheus harus berorientasi pada pelestarian. Wisata halal jelas dia, merupakan konsep pariwisata berorientasi opportunity pasar. Penerapan wacana ini baiknya dilakukan di tempat yang memang membutuhkan pasar tersebut, seperti Belitung atau Makassar.
“Labuan Bajo memiliki beban tanggung jawab menjaga budaya lokal, biota darat dan laut langka yang tersisa di dunia,” tegasnya.
Matheus juga menambahkan, baiknya pemerintah bijak menyikapi wacana ini dengan mengembangkan area-area yang memang sudah cocok dan sudah memiliki fasilitas pariwisata halal.
Jika dilihat lebih rinci kata dia, wisata halal bisa dilakukan dengan membuat pemetaan destinasi-destinasi yang sudah punya infrastruktur halal.
“Seperti misalnya area-area yang sudah jelas gampang masjidnya seperti Sumatera, atau banyak ulamanya seperti Jawa Timur. Dari situ dapat dipilih dan dipaket rute perjalanan yang cocok, agar kebutuhan wisatawan dapat terpenuhi sesempurna mungkin,” ungkapnya.
Sebelumnya Dirut Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo, Shana Fatina dalam Sosialisasi Pengembangan Pariwisata Halal Labuan Bajo, di Sylvi Resort, Selasa (30/4/2019) mengatakan daerah tersebut punya potensi untuk dapat menerima wisatawan muslim sebagai sebuah pasar yang dapat meningkatkan pendapatan daerah dan kesejahteraan masyarakat sekitar.
“Dari pengenalan konsep wisata halal khususnya di Kabupaten Manggarai Barat, diharapkan dapat membantu peningkatan kunjungan wisatawan dan memperluas pangsa pasar Labuan Bajo khususnya bagi wisatawan Muslim,”jelas Shana.
Penulis Sello Jome
Editor: Irvan K