Borong, Vox NTT-Nelayan di pantai Cepi Watu, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur (Matim), NTT mengeluhkan ketiadaan alat tangkap ikan.
Salah satunya Gayus (34). Nelayan asal Bali itu, mengaku sudah belasan tahun menjadi nelayan, namun hingga kini belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah atau dinas terkait.
Menurutnya, ketiadaan alat tangkap sangat berpengaruh pada hasil dan pundi-pundi rupiah yang akan diperoleh.
“Hasil tangkap yang diperoleh sangat bergantung pada alat tangkap,” ujar pria yang kerab dipanggil Bapa Gibran itu saat ditemui VoxNtt.com, belum lama ini.
Diakuinya, dalam sehari pria tiga anak itu hanya mendapat Rp 100.000 dari hasil laut yang dijualnya. Itupun baginya sangat tidak memuaskan.
“Kalau yang punya alat tangkap pasti bisa Rp 400.000 sampai Rp 1.000.000 apalagi dengan perahu motor pasti lebih banyak lagi,” imbuh pria kelahiran 1985 itu.
Gayus menerangkan, hampir setiap hari ia melaut tepat pukul 03.00 Wita dan pulang sekitar 09.00 Wita. Itu pun kalau dapat, jika tidak ia harus memancing.
Bahkan terkadang ia pulang dengan tangan hampa.
Gayus bukanlah pria yang tak berpendidikan. Ia menamatkan pendidikan di Sekolah Teknik Menengah (STM) dan mengambil jurusan otomotif.
“Saya memang jurusan itu tapi kendala modal dan tanah, ya terpaksa mau tidak mau alih profesi,” tukasnya.
Semasa jadi nelayan, Gayus mengaku belum pernah mendapat bantuan. Saat ini ia hanya memanfaatkan alat tangkap seadanya dan perahu yang masih tradisional.
“Ini saja yang saya punya pak, kalau robek, kadang kami harus menghabiskan waktu seminggu untuk menyelesaikan yang robek,” ucapnya.
Penulis: Sandy Hayon
Editor: Ardy Abba