Ruteng, Vox NTT- Jalan menuju kilometer (KM) 5 jurusan Ruteng-Reo, Kabupaten Manggarai dihiasi sampah.
Pantauan VoxNtt.com, Kamis (16/05/2019) sore, pemandangan tak sedap mewarnai jalan menuju Manggarai bagian utara itu.
Berbagai jenis sampah menghiasi kiri dan kanan jalan. Itu tepatnya melewati Kampung Karot hingga di kilometer 5.
Di tikungan kedua melewati Kampung Karot, misalnya, terdapat tumpukan berbagai jenis sampah di samping jalan.
Bahkan sebagian sampah plastik dan botol air mineral berserakan di got samping jalan.
Parahnya, di kilometer 5 tampak tumpukan sampah sangat banyak. Ada yang dibuang di dekat got jalan dan di dekat tebing. Ada pula yang dibuang di dekat jurang.
Sejumlah pengguna jalan pun mengeluhkan bau menyengat dari tumpukan sampah tersebut.
Padahal, Pemerintah Kabupaten Manggarai telah menetapkan kilometer 11 Kampung Poco sebagai Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Untuk diketahui, Kota Ruteng ibu kota Kabupaten Manggarai dinobatkan menjadi salah kota kecil terkotor di Indonesia periode 2017/2018, versi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Penilaian ini tentu saja menjadi cambuk bagi pemerintah dan masyarakat setempat. Sebab itu, sejumlah pihak merespon penilaian KLHK tersebut dengan melakukan gerakan pembersihan massal di beberapa titik dalam Kota Ruteng.
Salah satu pihak yang hingga kini gencar melakukan gerakan kebersihan yakni komunitas Gerakan Masyarakat Peduli Sampah (GMPS) Kota Ruteng.
Pada setiap kali melakukan gerakan kebersihan, GMPS menggandeng sejumlah pihak, termasuk Bupati Manggarai Deno Kamelus dan Wakil Bupati Viktor Madur.
Koordinator GMPS Kota Ruteng, Kamilius Tiranisius Otwin Wisang mengajak masyarakat untuk memerangi sampah secara bersama-sama agar suatu saat Ruteng menjadi kota yang indah dan asri.
Menurut Otwin, Ruteng haruslah dipandang sebagai rumah bersama. Kebersihannya pun tetap menjadi tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah.
“GMPS Ruteng adalah forum non partisan, bukan politik. Ini murni lahir secara spontanitas menyikapi rilis KLHK. Kami mengajak semua pihak agar bersama-sama memerangi sampah di Kota Ruteng ini,” ajak Otwin, 25 Januari 2019 lalu.
Menurut dia, wajah Kota Ruteng adalah wajah semua komponen warga. Karena itu, untuk memerangi sampah butuh keterlibatan semua pihak.
“Jika setiap warga bertanggung jawab atas sampah yang dihasilkannya, maka tentu lebih mudah dalam penanganan persoalan sampah,” katanya.
Otwin mengharapkan gerakan bersama ini dapat saling menguatkan dan mengingatkan untuk bersama-sama mencari solusi di balik masalah sampah di Kota Ruteng.
Penulis: Ardy Abba