Mbay, Vox NTT-Jembatan Wakasa di Desa Aeramo, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo berpotensi ambruk.
Jembatan ini terdapat di jalur utara yang menghubungkan wilayah Kecamatan Wolowae ke beberapa kabupaten di bagian timur Nagekeo. Kabupaten-kabupaten itu yakni, Ende, Sikka dan Flores Timur.
Hingga kini, kondisi jembatan Wakasa memprihatinkan dan berpotensi ambruk. Pada musim penghujan, tanah di samping jembatan terus tergerus akibat air banjir.
Bila tidak diantisipasi dan diperbaiki, maka jembatan Wakasa bisa putus karena kondisi tanahnya sangat labil.
Anggota DPRD Nagekeo, Antonius Moti yang ditemui wartawan, Selasa (15/05/2019), mengatakan, kondisi jembatan Wakasa perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah.
Sebab jika tidak, kata dia, maka jembatan Wakasa berpotensi putus oleh karena keadaan tanahnya labil. Apalagi saat musim hujan, tanah di samping jembatan terus tergerus air kali.
Anton menegaskan, kalau diamati secara baik pasti jembatan itu sudah rusak.
Anton mengaku, beberapa bulan lalu Pemerintah Kabupaten Nagekeo telah menggali drainase sepanjang beberapa meter. Ini untuk membendung banjir yang menggenangi pemukiman penduduk Aeramo.
Menurut dia, langkah yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Nagekeo sudah tepat. Sebab, banjir yang menggenangi pemukiman penduduk disebabkan oleh sistem drainase yang bermasalah.
Walaupun demikian, lanjut Anton, penggalian drainase itu tidak boleh berhenti di situ. Kata dia, drainase perlu dibangun secara baik dengan sistem yang permanen.
Ini untuk mencegah terjadinya pengikisan tanah hingga bermuara pada kerusakan jembatan Wakasa.
Menurut Anton, Pemerintah Kabupaten Nagekeo bisa melakukan komunikasi dengan Pemerintah Provinsi NTT, agar lokasi di sekitar jembatan Wakasa perlu dibangun secara baik. Jembatan Wakasa memang merupakan aset Pemerintah Provinsi NTT.
Anton juga meminta Pemerintah Kabupaten Nagekeo perlu memperhatikan sistem drainase yang berada di sekitar lokasi GOR dan SMP Negeri Aeramo hingga jalan Provinsi NTT. Sebab selama ini ketika terjadi banjir, air selalu menggenangi pemukiman penduduk di sekitar kompleks Rumah Sakit Aeramo.
Langkah yang perlu dilakukan, kata dia, adalah membangun drainase permanen hingga ke jembatan Wakasa agar ketika terjadi banjir, air bisa mengalir ke pembuangan yang jelas ke kali.
Dikatakan, masyarakat sungguh merasakan dampak ketika terjadi hujan lebat karena air menggenangi pemukiman mereka.
Untuk itu, sistem drainase dalam radius ibu kota Nagekeo perlu ada perencanaan yang baik dan dibangun secara baik pula. Sebab kalau tidak, maka akan menjadi masalah di masa mendatang.
Anton menambahkan, pemerintah perlu melakukan kajian yang lebih komprehensif terkait dengan pembangunan drainase kota karena sudah menjadi masalah selama ini.
Anton mengaku untuk membangun sistem drainase dalam radius ibu kota memang membutuhkan dana yang cukup besar.
Karena itu, pembangunan drainase perlu dilakukan secara bertahap. Apalagi kemampuan keuangan daerah belum cukup kuat untuk membangun sekaligus.
Yang paling penting, kata dia, dari aspek perencanaan harus direncanakan secara baik dan tuntas.
Penulis: Arkadius Togo
Editor: Ardy Abba
https://www.youtube.com/watch?v=m07YkjJFceU