Ruteng, Vox NTT- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai segera mengkaji keberadaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Poco, Kecamatan Wae Ri’i.
Wakil Bupati Manggarai, Viktor Madur mengatakan, upaya itu dilakukan sebagai respon atas persoalan TPA Poco yang kini masih menjadi polemik oleh warga sekitar.
Sebab itu, Wabup Madur meminta warga di sekitar lokasi TPA agar bersabar dan menunggu langkah Pemkab Manggarai dalam menghadirkan solusi di balik polemik tersebut.
Menurut Madur, prinsipnya Pemerintah tidak menginginkan rakyatnya menderita. Karenanya, polemik TPA yang berada di kilometer 11 itu segera dievaluasi agar tidak terjadi lagi ke depannya.
“Masalah sampah di TPA ini kita akan sama-sama carikan solusi yang terbaik, seperti yang kita ketahui aroma dan bau dari TPA ini sangat menganggu lingkungan sekitar, itu tidak bisa kita pungkiri,” jelasnya saat ditemui VoxNtt.com di tempat penghadangan truk sampah oleh warga Poco, Sabtu (18/05/2019).
Ia mengaku, sebelumnya persoalan itu sudah diketahui Pemkab Manggarai. Pihaknya sering mediskusikan untuk meminimalisasi dampak terhadap warga sekitar TPA.
Viktor menambahkan, teknologi untuk pengolahan sampah di TPA Poco belum memadai. Bahkah saat ini sebagian besar mesin pengolahan sampah tidak dapat difungsikan lagi.
Menurutnya, kerusakan sejumlah teknologi pengolahan tersebut bisa menjadi penyebab persoalan sampah di TPA Poco.
Pemkab Manggarai, kata dia, berencana untuk menambah fasilitas pendukung pengolahan sampah di TPA Poco. Selain terkait teknologi, juga pembenahan sumber daya manusia (SDM) yang paham dengan persoalan sampah.
“Ke depannya kita akan benahi dengan mendatangkan sarana atau alat untuk menghancurkan sampah yang ada di TPA Poco. Tentu hal ini harus membutuhkan suatu teknologi yang baik dan sumber daya manusia yang betul-betul bisa mengelola sampah,” jelasnya.
Alasan Penghadangan Truk Sampah
Di hadapan Wabup Madur, warga Poco menyampaikan keluhan dan alasan mereka menghadang 5 truk sampah yang hendak membuang sampah di TPA Poco.
Salah satu warga Poco, Adelt Gunda Baya, mengaku, terganggu dengan keberadaan TPA Poco.
Sebab itu, ia dan warga lainnya bersepakat untuk menghadang truk sampah, sekaligus mendesak Pemerintah agar segera menutup TPA Poco.
Menurut Adelt, keberadaan TPA Poco banyak membawa dampak negatif terhadap warga sekitar.
Warga sekitar selalu diperhadapkan dengan polusi udara karena asap pembakaran sampah. Lalu, dari TPA yang dinilainya tidak terurus itu selalu menebar bau busuk.
“Sejak lama, keberadaan TPA Poco sanggat menganggu kenyamanan kami disini. Kami tidak lagi menghirup udara segar karena polusi udara asap hasil pembakaran sampah. Kami minta supaya pemerintah segera pindahkan TPA dari sini,” ungkapnya.
Penulis: Pepy Kurniawan
Editor: Ardy Abba