Bajawa, Vox NTT-Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Ende mendukung akselerasi ekspor kopi Arabika Bajawa-Flores.
Hal itu terungkap dalam sosialisasi ‘ayo galakkan ekspor’ di aula hotel Edelweis Bajawa, Senin (27/05/2019).
Sosialisasi ini diadakan dalam upaya penyebarluasan informasi perkarantinaan tentang karantina Ende.
Itu terutama dalam mendukung akselerasi ekspor kopi Arabika Bajawa-Flores. Selain itu, melaksanakan koordinasi dan kerja sama dengan pemerintah daerah setempat, serta para stakeholder yang berkompeten untuk mendukung dan mendorong terlaksananya tugas pokok karantina pertanian.
Andreas Dewa, ketua panitia penyelenggara dari stasiun karantina Pertanian Kelas II Ende dalam laporan panitia menjelaskan, kopi merupakan salah satu komoditi unggulan pulau Flores, terutama Kabupaten Ngada.
Kopi, kata dia, sangat kaya akan manfaat baik untuk kesehatan maupun kecantikan.
Sekitar 70 % produksi kopi di dunia adalah varietas arabika.
Menurut Andreas, ekspor kopi arabika ke Amerika Serikat dilakukan sejak tahun 2005.
Pada tahun 2012 Pemerintah Kabupaten Ngada mengangkat citra kopi Bajawa untuk mendapatkan sertifikat indikasi geografis.
Sertifikat ini untuk mendapat hak kekayaan daerah dari Kemenkumham RI agar produk kopi Bajawa terlindungi secara hukum.
Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Ende, Yulius Umbu Hunggar dalam sambutannya mengatakan, Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Ende yang wilayah kerjanya tersebar dari Manggarai Barat sampai Lembata hadir sebagai instansi pemerintah yang menjadi mediator antara Pemerintah Daerah dengan Pemerintah Pusat untuk mempermudah sertifikasi yang terkait dengan ekspor.
Dengan adanya karantina ini, tambah dia, maka ada tiga aspek yang akan diangkat dari kopi Arabika Bajawa Flores.
Ketiganya antara lain; jaminan kesehatan, mutu, dan kenyamanan dalam mengonsumsi kopi.
Selain itu, Yulius mengatakan, jika harga kopi dalam penjualan semakin tinggi, maka secara otomatis semangat menanam kopi oleh petani muda atau saat ini yang dikenal dengan petani milenial akan semakin tinggi juga.
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Ngada Paulus Soliwoa lewat sambutannya menegaskan, upaya mendorong kopi Arabika Flores Bajawa bisa memiliki nilai jual yang tinggi.
Selain itu, Paulus juga mengingatkan untuk mempertahankan empat kebijakan Pemda Ngada terkait pengembangan kopi AFB.
Keempatnya yakni, produksi, kontinuitas, pemasaran dan proteksi.
Selain itu, Perbup terkait kopi AFB perlu dibuat, sehingga para petani bisa mengikuti SOP cita rasa kopi tetap dipertahankan.
Dari kebijakan yang dibuat dalam Perbup tersebut banyak hal positif yang bisa dinikmati oleh petani kopi itu sendiri.
Penulis: Arkadius Togo
Editor: Ardy Abba