Oleh: Ferdi Jehalut
Mahasiswa STFK Ledalero, Finalis Lomba Karya Tulis Ilmiah Bank NTT 2019
Beberapa waktu lalu, bank daerah Nusa Tenggara Timur (Bank NTT) menyelenggarakan lomba karya tulis ilmiah (KTI) tingkat SMP sampai Perguruan Tinggi se-Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Even ini dapat disebut sebagai salah satu even besar yang belum pernah dibuat oleh lembaga apa pun di daerah ini, baik oleh lembaga pemerintahan maupun oleh lembaga pendidikan.
Betapa tidak, sejak berdirinya Provinsi Nusa Tenggara Timur, baru kali ini diselenggerakan suatu sayembara penulisan karya tulis ilmiah dengan total hadiah ratusan juta rupiah. Dengan demikian, Bank NTT mencetak sejarah baru bagi Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Sejarah ini tak akan terlupakan karena merupakan suatu bentuk terobosan penting dalam memajukan budaya literasi untuk kalangan para pelajar dan mahasiswa di NTT.
Selain mendorong peningkatan semangat literasi untuk para pelajar dan mahasiswa, perlombaan yang diselenggarakan oleh Bank NTT ini juga merupakan suatu upaya untuk meningkatkan roda pertumbuhan ekonomi masyarakat NTT.
Peningkatan roda pertumbuhan ekonomi itu salah satunya dapat dilakukan dengan menangkap peluang ekonomis dari produk dan layanan perbankan sebagai industri jasa keuangan. Hal ini bisa dilihat dari tema yang diangkat dalam perlombaan ini. Tema yang diangkat oleh Bank NTT dalam perlombaan ini adalah “Literasi Keuangan Bank NTT, Cerdas Memanfaatkan Produk dan Layanan Keuangan di Era Digital”.
Tema ini kemudian dijabarkan lagi secara spesifik untuk masing-masing kategori peserta lomba. Untuk kategori SMP sub-tema yang diangkat adalah “Manfaat Menabung Sejak Dini di Bank NTT bagi Pelajar”. Untuk kategori SMA sub-tema yang diangkat adalah “Membangun NTT melalui Bank NTT”.
Sedangkan untuk kategori Perguruan Tinggi sub-tema yang diangkat adalah “Cerdas Memanfaatkan Produk dan Layanan Bank NTT di Era Keuangan Digital”.
Tujuan disuguhkannya tema di atas ialah mendorong inklusi keuangan untuk semua di era keuangan digital. Inklusi keuangan yang dimaksudkan di sini mengarah kepada kemudahan akses lembaga keuangan untuk semua lapisan masyarakat.
Spirit dasar yang menjadi visi dari inklusi keuangan ini adalah mewujudkan sistem keuangan yang dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, penanggulangan kemiskinan, pemerataan pendapatan, dan terciptanya stabilitas sistem keuangan di Indonesia pada umumnya dan di NTT pada khususnya (bdk. Materi Sosialisasi Bank NTT, “Inklusi Keuangan Untuk Semua”, 2019).
Jika dicermati lebih jauh, langkah progresif Bank NTT di atas merupakan suatu langkah yang sangat relevan dengan konteks kemajuan perkembangan teknologi dan informasi di era revolusi industri 4.0 saat ini.
Revolusi industri 4.0 ditandai dengan digital economy, artificial inteligence dan robotic serta sistem cyber-physica. Pada era revolusi industri 4.0 ini, industri mulai menyentuh dunia virtual, konektivitas antar-manusia juga terjalin lewat media virtual, mesin dan data sudah ada di mana-mana. Kenyataan itu dikenal dengan nama internet of things (Tim VIVA, 2018).
Munculnya revolusi industri 4.0 sangat berpengaruh terhadap pembentukan mental manusia, pola relasi antar-manusia, jaringan kerja, sistem produksi, dan sistem ekonomi. Secara mental manusia tidak lagi suka pada hal-hal yang rumit. Manusia ingin segala sesuatu terlaksana dengan begitu mudah, cepat, dan efisien.
Hal ini didukung oleh sistem digitalisasi yang hampir menyentuh semua ranah kehidupan manusia. Apabila orang hendak pergi ke suatu tempat, berbelanja, dan memesan makanan misalnya, orang tinggal menggunakan aplikasi digital yang ada di smartphone-nya. Dalam waktu yang singkat penyedia jasa kendaraan segera datang atau barang dan makanan yang diinginkan segera tiba.
Perkembangan teknologi digital yang begitu pesat itu berpengaruh juga dalam industri perbankan. Pada tahun 1998 perbankan mulai menggunakan layanan online banking untuk para nasabahnya (Nur Kholis, 2018:83).
Proses digitalisasi ini memunculkan kompetisi baru. Kompetisi itu semakin ketat setelah masyarakat mulai mengenal Fintech (Financial Technology) pada sekitar tahun 2015 lalu.
Kehadiran Fintech ini membuat aktivitas dan layanan perbankan tidak lagi hanya berpusat pada kantor-kantor cabang (branches offices), tetapi juga pada pelanggan sendiri. Nasabah (customer) bisa melakukan transaksi perbankan kapan dan di mana saja. Dari segi waktu, tenaga, dan biaya sistem ini jelas lebih efisien jika dibandingkan dengan sistem perbankan tradisional.
Penemuan Fintech membuat para nasabah industri jasa perbankan semakin dimanjakan. Hal ini menciptakan kompetisi baru bagi industri perbankan. Bank-bank akhirnya berlomba-lomba menggarap Fintech.
Bank-bank yang tidak menggunakan teknologi ini akan kalah dalam kompetisi di pasaran. Bank-bank itu akan dengan mudah ditinggalkan oleh nasabahnya dan kemudian nasabah beralih langganan pada bank-bank yang menggunakan sistem digital banking yang dinilainya lebih efisien dan efektif.
Di Indonesia, hingga tahun 2017 jumlah anggota terdaftar AFTECH (Asosiasi Fintech Indonesia) meningkat cukup pesat dari 55 badan usaha pada tahun 2016, menjadi 109 badan usaha pada tahun 2017, atau meningkat 98% (Dias Satria, 2018:12). Saat ini jumlah itu diperkirakan semakin besar.
Bank NTT sebagai salah satu industri jasa keuangan tak ingin ketiggalan dalam hal ini. Saat ini, Bank NTT menjalin kerja sama dengan PT Collega Inti Pratama dan PT Metalogic Infomitra untuk core banking dan dengan Lintasarta untuk ATM (Anjungan Tunai Mandiri) serta dengan PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) untuk mobile cash.
Dalam bidang produk dan layanan digital, Bank NTT saat ini menyediakan Laku Pandai Bank NTT, EDC (Electronic Data Capture), ATM, SMS Banking, Mobile Banking, dan Call Center Bank NTT yang menawarkan aneka kemudahan di dalamnya.
Dengan adanya produk-produk di atas, para nasabah Bank NTT bisa melakukan transaksi keuangan kapan dan di mana saja. Semua transaksi dipastikan aman dan lancar. Nasabah tidak perlu lagi antre berjam-jam di kantor cabang. Melalui produk Laku Pandai misalnya, transaksi keuangan bisa dilakukan di kios agen Laku Pandai Bank NTT.
Transaksi yang bisa dilakukan di kios agen Laku Pandai Bank NTT di antaranya adalah pembukaan rekening Bank NTT, penarikan tunai, penyetoran tunai, pembayaran listrik, telepon, dan pembelian pulsa.
Kemudian, melalui aplikasi bankNTT SMS Banking dan bankNTT Mobile Banking, para nasabah bisa melakukan transaksi seperti isi ulang pulsa elektronik selular, pembayaran tagihan, dan transfer antar-rekening Bank NTT dan ATM Bersama.
Selain itu, melalui Call Centter Bank NTT nasabah juga bisa melakukan transaksi seperti transfer antar-rekening Bank NTT dan ATM bersama, pembelian pulsa elektronik selular, pembelian voucher PLN prabayar, pembayaran tagihan kartu halo, telepon rumah, TV berlangganan, dll.
Peluang Bisnis Ekonomi Baru
Ciri dan karakteristik dari produk dan layanan digital Bank NTT di atas tidak berbeda dengan ciri dan karakteristik produk dan layanan digital bank-bank lainnya. Pada umumnya, produk perbankan yang berbasis teknologi memungkinkan transaksi keuangan menjadi lebih cepat, efektif, efisien, dan aman.
Nasabah bisa melakukan transaksi keuangan (pengiriman dan penerimaan), mengecek saldo, dan aktivitas perbankan lainnya kapan dan di mana saja. Sistem kerja seperti ini sering disebut branchless banking (layanan perbankan tanpa kantor cabang). Pertanyaannya, dengan ciri dan karakteristik seperti ini, apa peluang ekonomis dari produk dan layanan digital Bank NTT bagi masyarakat NTT?
Terobosan yang dibuat oleh Bank NTT dalam menyediakan produk dan layanan digital bagi pelanggan atau nasabahnya patut mendapat apresiasi. Terobosan ini bisa menciptakan sebuah model bisnis dan pelaku ekonomi baru bagi masyarakat NTT.
Model bisnis dan pelaku eknomi baru itu diyakini akan lebih dinamis. Karakter dinamis ini membuat model bisnis dan pelaku eknomi baru mampu menggeser praktik-praktik ekonomi tradisional selama ini yang cenderung kaku dan lambat.
Model bisnis dan pelaku eknomi baru yang relevan saat ini ialah model bisnis dan pelaku ekonomi digital. Perkembangan ekonomi digital dinilai dapat memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi nasional selanjutnya.
Target utama yang menjadi promotor dari bisnis ekonomi digital ini ialah generasi millenial, karena mereka sudah terbiasa dengan fitur-fitur digital. Namun, jangan salah sangka. Bisnis ini sesungguhnya milik semua kalangan. Sebab penggunaan fitur-fitur digital saat ini tidak terbatas pada generasi millenial saja, tetapi menyentuh semua kalangan.
Ekonomi digital merupakan peluang ekonomi baru di era revolusi industri 4.0. Oleh karena itu, masyarakat di era revolusi industri 4.0 ini mesti didorong untuk menjadi pelaku bisnis digital. Bisnis digital mencakup beragam inovasi teknologi, seperti e-commerce dan Fintech.
E-commerce merupakan perusahaan yang menyediakan platform jual beli online, sedangkan Fintech merupakan perusahaan yang melakukan inovasi di bidang jasa keuangan dengan sentuhan teknologi modern.
Bisnis ekonomi digital merupakan suatu model bisnis yang kompatibel dengan produk dan layanan digital Bank NTT. Jika e-commerce mampu menyediakan platform jual beli online yang mendukung digital marketing, maka Bank NTT yang bersinergi dengan Fintech menjadi pendukung untuk melakukan transaksi keuangan jual beli itu.
Transaksi keuangan itu dipastikan tidak rumit dan dapat dilakukan kapan dan di mana saja. Produk dan layanan digital Bank NTT seperti Laku Pandai Bank NTT, ATM Bank NTT, SMS Banking, Mobile Banking, EDC (Electronic Data Capture), Call Center Bank NTT, dan CMS (Cash Managemen System) akan menunjang proses transaksi itu.
Selain e-commerce, masyarakat NTT juga bisa mengembangkan bisnis digital lain seperti bisnis transportasi dan akomodasi, marketplace, financial, dan jasa digital. Semua model bisnis ini dipastikan akan didukung oleh jasa transaksi keuangan yang disediakan oleh Bank NTT melalui produk-produk dan layanan-layanan digitalnya.
Peluang di atas mesti ditangkap oleh para nasabah Bank NTT atau masyarakat NTT pada umumnya. Masyarakat NTT mesti cerdas dan terampil memanfaatkan peluang ini untuk pengembangan ekonomi mereka.
Pada skala nasional, kecerdasan dan keterampilan itu akan membuktikan bahwa memang julukan Indonesia sebagai “macan baru di Asia Tenggara” yang diberikan oleh Majalah Forbes tidak salah. Sebab pemerintah Indonesia bersama industri-industri jasa keuangan telah berhasil mendorong pertumbuhan ekonomi digital bagi masyarakatnya.
Untuk menyambut peluang di atas, pemerintah daerah mesti mendukung dengan menyediakan infrastruktur dan regulasi yang memadai. Di sisi lain, perbankan dan OJK juga mesti menyediakan regulasi yang menjamin kenyamanan uang nasabah. Selain itu, Bank NTT sendiri juga harus memperketat sistem teknologi dan informasi mereka untuk menjamin kenyamanan uang nasabah.
Catatan Penulis: Tulisan ini sebagian besar merupakan ringkasan dari tulisan saya yang terpilih sebagai finalis Lomba Karya Tulis Ilmiah Bank NTT Februari-Mei 2019).