Ende, Vox NTT-Anggota DPR RI Andreas Hugo Pareira mengisahkan nostalgia ia bersama almarhum Bupati Ende Ir. Marselinus Y. W. Petu beberapa waktu lalu di Jakarta.
Ada beberapa agenda yang didiskusikan kedua politisi ini termasuk soal rencana pembangunan di Kabupaten Ende.
Andreas menceritakan, awal Januari 2018, almarhum Marsel Petu meneleponnya untuk membahas beberapa hal termasuk tentang Pancasila.
Dalam pertemuan mereka di kantor DPP PDI Perjuangan, Jalan Diponegoro 58 pada pertengahan Februari 2018, almarhum Marsel menyampaikan obsesinya untuk menjadikan Ende sebagai salah satu “National Heritage” dan destinasi wisata Ideologi Pancasila.
Hal ini mengingat di Ende Bung Karno pernah dibuang oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Kemudian bertemu, bergaul, berdialog dengan masyarakat, berdiskusi dan berolah pikir dengan para misionaris Katolik yang bekerja di Ende hingga akhirnya Ende merupakan salah satu “stepping stone” lahirnya Pancasila.
Saat itu, terang Andreas, almarhum Marsel Petu menitipkan gagasannya menyangkut paket rencana untuk menjadikan Ende sebagai Kota Pancasila, termasuk rencana beliau untuk membangun patung lambang negara burung Garuda di atas puncak Gunung Meja.
Kemudian almarhum juga menyampaikan tekadnya untuk melakukan upacara dan parade Pancasila secara besar-besaran di setiap tanggal 1 Juni, dan menjadikan itu sebagai agenda nasional yang dilaksanakan di Ende.
“Saya menyimak pembicaraan Bupati Ende ini dengan kagum karena pengetahuan dan pemahaman dan upaya pengamalannya terhadap Pancasila, yang mungkin tidak banyak lagi dimiliki oleh banyak orang termasuk oleh pemimpin maupun pejabat-pejabat kita saat ini,” terang Andreas dalam tulisannya yang diterima VoxNtt.com, pasca Bupati Marsel Petu meninggal dunia pada Minggu (26/05/2019) dini hari.
Di akhir diskusi mereka, Anggota DPR RI ini kembali mengingat satu kalimat yang diungkapkan almarhum Marsel Petu secara lugas.
“Sambil tersenyum almarhum menyampaikan ke saya: “pak Andre, baju saya memang kuning, tapi darah saya merah,” terang Andreas meniru ucapan Bupati dua periode itu.
Dukungan PDI Perjuangan
Selain membahas tentang Pancasila, lanjut Andreas, saat itu almarhum Marsel menyampaikan keinginan untuk kembali maju untuk pencalonan bupati periode jabatan 2019-2024.
Secara khusus almarhum menyampaikan keinginan untuk didukung oleh PDI Perjuangan pada Pilkada 2018.
Tanpa ragu, Ketua DPP PDI Perjuangan menyatakan bahwa Partai Golkar dan PDI Perjuangan akan menjadi pilar utama mengusung paket Marsel-Djafar (Marselinus Y.W. Petu dan H. Djafar H. Achmad).
“Saya jawab: “kita akan maju bersama, PG (Partai Golkar) dan PDI Perjuangan akan menjadi pilar utama pendukung Marsel-Jafar,” jelas dia.
“Kita semua tahu, Marsel-Djafar akhirnya maju dan terpilih kembali dan baru awal April 2019 dilantik untuk mengemban jabatan bupati/wakil bupati periode 2019-2024. Keterpilihan Marsel-Djafar dengan kemenangan yang cukup telak membuktikan betapa rakyat mencintai bupatinya yang pekerja keras dan penuh dengan ide progresif,” terang politis asal Sikka-Maumere itu.
Apresiasi Kerja Bupati
Andreas menyatakan, Kabupaten Ende lima tahun dibawah kepemimpinan Marsel-Djafar telah menorehkan banyak prestasi-prestasi riil diantaranya sebagai kabupaten dengan perencanaan pembangunan terbaik tingkat propinsi dan salah satu yang terbaik tingkat nasional.
Ia menerangkan, Kabupaten Ende pun telah membuka diri dalam hal jalur transportasi niaga laut maupun udara, sehingga menjadi salah satu pintu gerbang utama transportasi manusia dan barang dari dan ke Flores.
Sehingga kota Ende dalam beberapa tahun terakhir menjadi lebih sibuk baik siang maupun malam. Ende telah menjadi kota kecil yang hidup 24 jam.
“Dalam beberapa acara kunjungan kemasyarakatan, saya sempat bersama dengan sang bupati Pancasila ini. Betapa dalam pidato-pidatonya, Marsel selalu muncul dengan narasi kerakyatan, ungkapan bahasa kultural merupakan retorika-retorika yang menyentuh dan memotivasi rakyat untuk kerja dan menjadi lebih maju,” tutur Andreas.
Politisi PDIP ini menilai rakyat Ende sudah mencintai sang bupati Pancasila yang merakyat ini. Di masa kepemimpinannya yang meskipun singkat telah meletakan dasar-dasar pembangunan menuju Kabupaten Ende yang “Sare Pawe”.
Di akhir tulisan, Andreas menitipkan rasa belasungkawa atas kepergian almarhum Bupati Ende. Ia pun berharap agar keluarga dan masyakarat Kabupaten Ende tetap tabah dan mendoakan agar almarhum diterima di sisi Bapa di Surga.
“Selamat jalan Ka’e (kakak) Marsel, selamat jalan Bupati Pancasila yang merakyat,” terang Andreas.
Penulis: Ian Bala
Editor: Ardy Abba