Ende, Vox NTT-Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat menyatakan almarhum Bupati Ende Ir. Marselinus Y.W. Petu pantas disebut sebagai bapak pembangunan.
Gagasan serta kerja-kerja Bupati Marsel selama memimpin lima tahun (2014-2019) di Kabupaten Ende, menurut Viktor mesti menjadi contoh.
Gubernur Viktor menyatakan ini dalam upacara kedinasan sidang perkabungan almarhum Bupati Marsel di Kantor Bupati Ende, Rabu (29/05/2019) siang.
“Almarhum layak disebut sebagai bapak pembangunan karena ide dan gagasannya. Tidak hanya itu, almarhum juga sudah berbakti terhadap masyarakat Kabupaten Ende,” jelas Viktor.
Ia mengatakan, kabar duka cita tersebut benar-benar mengagetkan seluruh lapisan masyarakat NTT khusus masyakarat Ende.
Masyarakat merasa kehilangan salah satu tokoh besar baik dalam dunia kepemimpinan, birokrasi, politik dan dunia pembangunan.
Kehilangan tokoh seperti almarhum Marsel Petu menjadi tantangan besar terhadap proses pembangunan di Kabupaten Ende dan NTT umumnya.
“Kita yang hadir disini sama-sama tahu atas terobosan almarhum. Beliau memiliki cita-cita besar untuk memproklamirkan kota Ende sebagai kota Pancasila. Kemudian ada event parade kebangsaan pada setiap tahun dimana event tersebut mempunyai nilai historis dan eksotis,” terang Viktor.
Ia menambahkan, ide untuk membangun tugu Pancasila di puncak gunung Meja merupakan sebuah ide yang brilian agar selalu dikenang.
Meskipun hanya sebagai kenangan tapi gagasan tersebut tak akan dilupakan.
“Saya hanya berpesan, agar kita semua yang hadir untuk bersama-sama mendoakan agar almarhum Bupati Marsel dapat diterima disisi Bapa di Surga,” ucap Viktor di akhir sambutannya.
Diketahui, Bupati Ende Marsel Petu meninggal dunia di RS Siloam Kupang pada Minggu (26/05/2019) dini hari.
Dikabarkan, almarhum meninggal saat sedang menjalani tugasnya sebagai Bupati. Ia terserang penyakit jantung dan akhirnya meninggal dunia.
Almarhum Marsel Petu disemayamkan selama empat hari berturut-turut dan baru dimakamkan pada Rabu 29 Mei 2019 di Pekuburan Katolik Onekore, Kabupaten Ende.
Penulis: Ian Bala
Editor: Ardy Abba