Ruteng, Vox NTT- Bupati Manggarai, Deno Kamelus menduga ada oknum yang sengaja membakar sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ncolang Poco, Desa Poco, Kecamatan Wae Ri’i agar membuat situasi tidak aman bagi warga.
“Diduga ada oknum yg (yang) sengaja membakar sampah utk (untuk) menciptakan suasana tdk (tidak) aman bagi warga,” ujar Bupati Deno melalui pesan WhatsApp Staf Humas dan Protokol Pemkab Manggarai, Armin Bell yang diterima VoxNtt.com, Jumat (07/06/2019).
Menurut Bupati Deno, foto asap dan pembakaran sampah di TPA Poco sebagaimana dimuat dalam pemberitaan VoxNtt.com terjadi empat hari yang lalu, Senin 3 Juni 2019.
Begitu ada informasi sampah dibakar, kata dia, pihaknya langsung memerintahkan Dinas Pemadam Kebakaran untuk memadamkan api.
“Hal lain setelah dicek semua pasukan kuning termasuk sopir truk sampah tdk (tidak) melakukan pembakaran sampah,” ujar Bupati Deno.
Dia juga merespon pernyataan warga Poco yang menyebut mobil pengangkut sampah tidak ditutup. Sehingga saat melintas menimbulkan bau yang tidak sedap. Bahkan sampah sering jatuh dari mobil dan tercecer di jalan.
Menurut Bupati Deno, semua truk sampah sudah tertutup terpal saat pengangkutan. Ia bahkan menyebut informasi tersebut adalah berita hoaks.
“Itu pengakuan sopir truk tapi diberitakan sebaliknya sampah dimuat tanpa tutupan. Karena tdk (tidak) sesuai kenyataan berita itu hoax,” ujar dia.
Penjelasan Bupati Deno yang menyebut pihak pemadam kebakaran sudah memadamkan api pada empat hari yang lalu, Senin (03/06), tak sama dengan pengakuan salah satu warga Poco, Florianus Dahang.
Dikonfirmasi VoxNtt.com, Jumat (07/06) malam, Florianus mengaku mobil pemadam kebakaran baru datang memadamkan api di TPA Poco, Kamis (06/06) malam.
Hasil penelusuran VoxNtt.com pun bertolak belakang dengan penjelasan Bupati Deno. Saat mendatangi TPA Poco pada Rabu, 5 Juni 2019 sore, tampak api menyala dan asap terus mengepul dari tumpukan sampah. Sementara Bupati Deno menyebut api sudah dipadamkan pada Senin, 3 Juni 2019 atau empat hari yang lalu.
Sebagaimana dikabarkan sebelumnya, salah satu Warga Poco, Adelty Gundabaya mengaku sejak tiga hari yang lalu pembakaran sampah kembali terjadi di TPA Poco.
Akibat pembakaran sampah tersebut, Adelty mengaku masyarakat Poco tidak lagi menghirup udara segar. Polusi udara dinilai sangat mengganggu masyarakat sekitar karena menimbulkan bau yang cukup menyengat.
Bahkan, kata dia, anak-anak di Poco sudah ada yang terkena sakit ispa dan sesak napas akibat polusi udara yang terjadi selama ini.
Menurut Adelty, asap dari TPA Poco juga sudah merambat pada beberapa desa tetangga yakni Desa Benteng Poco, Desa Satar Ngkeling, Desa Ndehes dan Desa Compang Ndehes.
“Sudah dari tiga hari yang lalu, kami di sini tidak lagi menghirup sudara segar. Dua minggu setelah audiensi dengan bupati, pegawai dari dinas lingkungan hidup kembali membakar sampah di sini. Saya dapat informasi dampaknya sudah dirasakan oleh desa tetangga,” kata Adelty.
Adelty mengaku Pemkab Manggarai telah mengingkari janji. Sebab saat melakukan audiensi sebelumnya sudah disepakati untuk tidak melakukan pembakaran sampah di TPA Poco.
Sehingga, ia meminta Pemkab Manggarai untuk menghentikan pembakaran sampah di TPA Poco.
“Kami meminta kepada pemeritah daerah untuk menepati janjinya, seperti yang disampaikan pada saat audiensi dengan bupati Manggarai berapa minggu yang lalu. Ada satu anak yang mengalami sesak nafas dan yang lainnya batuk-batuk,” ungkapnya.
Senada dengan Adelty, satu warga Poco Florianus Dahang menyebut pembakaran sampah di TPA Poco sangat mengganggu masyarakat sekitar.
“Tadi malam warga di sekitar tidak bisa tidur karena asap yg begitu tebal, ada juga anak kecil mengalami sesak napas dan sampai saat ini juga asap masih ada,” ungkapnya.
Ia mengaku kesal dan kecewa dengan Pemkab Manggarai yang tidak menepati janjinya.
“Tentunya masyarakat merasa sangat kecewa dan kesal terhadap sikap pemerintah yang tidak sesuai dengan perjanjian bahwa tidak ada lagi pembakaran sampah di TPA Ncolang tapi kenyataanya sampah- sampah masih dibakar,” katanya.
Florianus menyebut mobil pengangkut sampah juga tidak ditutup. Sehingga ketika melintas menimbulkan bau yang tidak sedap. Bahkan sampah sering jatuh dari mobil dan tercecer di jalan.
Ia pun meminta pemerintah agar segera menutup TPA Poco, apabila aksi pembakaran sampah terus dilakukan.
Sebab, dianggap akan berdampak terhadap kesahatan masyarakat sekitar apabila selalu menghirup udara kotor.
“Segera pindah TPA Ncolang, kalau tidak dipindahkan cepat atau lambat kami warga di sekitar TPA lebih khusus anak-anak kami akan sakit. Kemudian yang berikut, mobil pengangkut sampah akan ditutup tapi kenyataannya masih ada mobil yang tidak ditutup,” tegasnya.
Penulis: Pepy Kurniawan
Editor: Ardy Abba