Ende, Vox NTT-Acara perpisahan anak-anak TK Negeri Pembina Ende diwarnai dengan berbagai acara lucu. Selain fashion show, bermain pianika, bernyanyi, puisi dan yang paling lucu ialah penampilan fragmen nenek pikul kayu.
Sebuah fragmen yang ditampilkan anak-anak TK Pembina sungguh memicu ratusan orangtua tertawa. Mereka tertawa karena ilustrasi tersebut layaknya sesuatu cerita yang benar-benar terjadi.
Evaniaris Mete Durnis, anak TK kelompok B1 berperan sebagai seorang nenek. Ia tampil sangat serius meski sebagian orang tua mulai kocok perut.
Mengenakan busana daerah Ende-Lio, Evaniaris mengawali penampilannya dari sisi kanan penonton. Ia membawa alat peraga berupa tongkat dan sebatang kayu yang dijunjung di kepalanya.
Dengan tubuh yang membongkok lantaran menjelajahi lintasan, Evaniaris berlaga layak seorang nenek yang sekembalinya dari kebun. Ia terus menjaga irama kakinya.
Pada pertengahan fragmen, datanglah seorang penolong yang diperankan Delsianti Minggu. Ia menawarkan diri untuk menolong si nenek itu.
“Nek, bolehkah saya membantumu,” sahut anak itu.
“Boleh nak,” jawab nenek dalam fragmen tersebut.
Melihat penampilan itu, para orang tua serentak tertawa. Mereka tertawa karena melihat ilustrasi tersebut dianggap sangat lucu dan seperti peristiwa nyata.
“Saya lucu dan kagum. Anak-anak seusia mereka bisa membawakan acara ini dengan baik. Seperti sesuatu yang nyata,”kata salah satu orang tua mereka.
Hieronima Emiliana Dhajo, Wali kelompok B1 mengatakan bahwa pesan fragmen tersebut agar anak-anak mampu mengenal sikap tolong menolong.
Menurutnya, sikap ini perlu diberikan kepada anak-anak sejak dini sebagai motivasi sebelum beranjak ke bangku sekolah dasar.
“Ini cara kita sebagai guru untuk mengajarkan anak-anak. Ini sangat penting untuk mereka, dan dikemas sedikit komedi. Tapi dibalik itu ada pesan khusus,” tutur dia.
Kepala TK Negeri Pembina Marselina Albina Feni mengatakan, anak-anak pada umumnya memiliki bakat yang harus didorong sejak dini. Hal itu berdasarkan beberapa prestasi baik perlombaan maupun dalam proses belajar yang diraih selama belajar di TK Pembina Ende.
Ia berharap bakat-bakat tersebut terus diperhatikan termasuk oleh orangtua, masyarakat dan para guru saat di lembaga SD nanti.
“Jadi mereka punya bakat dan keterampilan. Kita harap 98 anak-anak yang dilepaspisahkan hari ini bisa diasah terus di lembaga sekolah dasar nanti,”ucap Albina.
Hal itu juga ditegaskan Ketua Komite TK Negeri Pembina Ende Yustinus Sani. Menurutnya, yang paling penting terhadap anak-anak ialah penguatan iman sesuai dengan kepercayaan.
Yustinus menambahkan, moral dan sikap saling tolong menolong harus dibina sejak dini, karena anak-anak ini akan terus berkembang untuk bangsa dan Negara.
Penulis: Ian Bala
Editor: Ardy Abba