Borong, Vox NTT- Edeltrudis Maning, ibunda Yohanes Baptsita Ardelon, bocah penyandang disabilitas selama 15 tahun menyurati Bupati Manggarai Timur (Matim), Agas Andreas.
Wanita yang kerap disapa Mama Adel itu, memberikan surat permohonan bantuan kepada Bupati Agas pada 6 Juni 2019 lalu.
Baca Juga: Kisah Mama Adel: Ibunda Bocah 15 Tahun yang Butuh Sentuhan Pemda Matim (1)
Dalam salinan surat yang salinannya diperoleh VoxNtt.com, Selasa (25/06/2019), wanita kelahiran Wae Kolong, Kecamatan Kota Komba itu, memohon uluran kasih sayang Bupati Agas agar ia dan sang buah hatinya boleh mendapatkan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Matim.
Baca Juga: Kisah Mama Adel: Ibunda Bocah 15 Tahun yang Butuh Sentuhan Pemda Matim (2)
Sementara itu saat dikonfirmasi terpisah, Sekretaris Daerah (Sekda) Matim Boni Hasudungan mengaku surat permohonan itu sudah diterima dan saat ini tengah berproses di Bagian Kesra untuk dibahas bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD).
“Rencananya akan diusahakan agar bisa dibantu lewat dana bantuan sosial, hanya butuh waktu karena untuk pencairan dana bantuan sosial harus mengikuti tahapan sesuai Permendagri,” ujar Sekda Boni saat dihubungi VoxNtt.com, Selasa (25/06/2019).
Dikatakannya, tahapan Permendagri itu sesuai Nomor 123 Tahun 2018 tentang perubahan keempat atas Permendagri Nomor 32 Tahun 2011 tentang pedoman pemberian hibah dan bantuan sosial yang bersumber dari APBD.
Sekda Boni juga memberikan ruang kepada warga Matim untuk mengajukan surat permohonan bantuan apapila ada anggota keluarga yang menyandang disabilitas.
“Ajukan saja untuk mendapat bantuan dana sosial. Surat kepada Bupati dilampirkan bukti pengeluaran,” ujarnya.
Dari informasi yang dihimpun VoxNtt.com, ada dua penyandang disabilitas lainnya yang saat ini tengah membutuhkan sentuhan Pemda Matim.
Antonius Rius (43)
Anton demikian Antonius Rius disapa, merupakan seorang penderita lumpuh selama 20 tahun. Hari-harinya ia hanya duduk di kamarnya.
Ranjangnya hanya beralaskan belahan bambu yang dipupuh. Begitupun dinding rumahnya. Sementara lantai rumah, hanya beralaskan tanah.
Pria yang kini tinggal di Kampung Padang, Kelurahan Tanah Rata, Kecamatan Kota Komba itu, sangat membutuhkan bantuan Pemda Matim.
Ia hanya mampu berharap agar diberikan kursi roda dan kacamata. Sejak mengalami lumpuh, Anton tidak bisa mandi sendiri. Ia hanya dimandikan oleh adiknya Hendirikus Sende.
Beban hidup yang ia jalani selama bertahun-tahun membuatnya kurus. Semua kebutuhan hidup menjadi tanggungan sang adik. Dari makan, mandi bahkan buang air. Kaki dan tangannya tampak kecil, membuat ia tak mampu berdiri dan berjalan.
Onesimus Ano
Onesimus juga merupakan salah seorang penyandang disabilitas. Putra dari bapak Benediktus Mbena (57) dan ibu Yosefina Nggai (52) itu mengalami cacat sejak lahir.
Pantauan VoxNtt.com, Selasa (25/06/2019), tampak ukuran kepala Oesenia sangat jauh berbeda dari orang biasa. Ia tak bisa berjalan. Ketika ingin keluar rumah atau tetangga ia selalu digendong sang ayah.
Ia menyukai musik dan tayangan televisi. Walau demikian, pria yang usianya lebih dari 20 tahun itu, selalu tersenyum kepada semua orang yang menemuinya.
Pada tahun 2012-2013 Onesimus sempat mendapat bantuan dari pemda. Namun, sejak 2014 mereka tidak lagi mendapat bantuan itu.
Ayahanda tercinta, Benediktus Mbena sempat menanyakan hal itu ke Dinas Sosial Kabupaten Matim. Namun, kata Benediktus, putranya tidak lagi mendapatkan bantuan.
“Bapak ini pakai sistem roling mungkin besok-besok baru dapat, yang penting namanya sudah ada di pusat,” ucap Benediktus mengulangi kata-kata seorang pegawai di Dinas Sosil Matim beberapa tahun silam.
Untuk diketahui, Onesimus saat ini tinggal di Kampung Waekorok, Kelurahan Tanah Rata, Kecamatan Kota Komba.
Penulis: Sandy Hayon
Editor: Ardy Abba
Baca Juga: Anas Undik, Janda yang Bertahan Hidup di Tengah Gempuran Kemiskinan