Amnesia
Kau menghidangkan waktu
Selepas sarapan pagi
Untuk berlayar hingga lupa kembali
Kau menghidangkan waktu
Selepas sarapan pagi
Hingga beranak cucu pergi dalam waktu
Kau menghidangkan sarapan pagi
Diam-diam mereka melukaimu tanpa kata
Lenyap tanpa alasan
Kau menghidangkan waktu sarapan pagi
Diam-diam si bungsu meminta jatah
Berfoya-foya dan berkeliaran tanpa pamit
Dan selesainya, si bungsu amnesia
Bahwa aku masih dalam pelukan sang Ayah
Amnesia, 16/05/2019
Aku
Aku pernah bermimpi tentang
Wanita yang diberi korban
Adalah kekasih semua orang
Ada yang menamakannya cinta
Dan Ada yang dinamakan kejahatan manusia
Bukankah demikian?
Aku pernah bertemu dengannya
Bertanya tentang perilakunya beberapa tahun lalu
Dan jawabannya ada pada para leluhur
Mereka mengatakan bahwa:
Mimpiku mengisahkan pengorbanan seorang gadis
Darahnya ditaburkan dengan isak tangis dan kebahagiaan
Sebab, gadis itu menyelamatkan satu kampung
Dan kami menamakannya Ine Pare (Ibu Padi)
Pematang sawah, 24 Juni 2019
Kembali
Aku menggigil kedinginan setelah bercumbu denganmu
Seperti uap yang mengalir tanpa tersisa
Melukai setiap persinggahan hingga hampir tuntas
Dan aku hampir mati di atas perutmu
Seperti itukah kembali pada rahimmu
Pulang mengenang akar kehidupan
Dan menenunnya kembali pada setiap langkah kehidupan
Magepanda, 24 Juni 2019
*Martinus Meli, mahasiswa semester 2 STFK Ledalero. Tinggal di Ritapiret. Karya tulisnya terinspirasi dari grup KOPI (KOMPAS PUISI).