TUNGKU API
Bumbu-bumbu rumahmu berbaur dengan bambu-bambu halar yang semakin reyot dirayap tangan-tangan mungil nan nakal. Aku sarankan, sarung tanganmu dipakai sebelum ada pencuri yang mencuri tangan mulus ke dipan dapur rumah seorang ibu mertuamu bertamu dan menetap.
Wanita itu akrab dengan tungku api, bukan?
Ibu, 2019.
TUAN(TUAN)
Tuan-tuan….
Siapkan doa pada kursi kedudukkanmu sebelum habis ajalmu dihadapan malam dengan bulan dan beribu bintangnya.
Ende, 2019
KENANGAN
Sudah selesai waktuku, sehabis mungkin air mata dari tilik-tilik bambu mengeram angin.
Kelak, ku panggil kembali jejak kakiku biar sehabis tersapu hapus masih ku kenal di sini aku sempat berdamai dengan diam dan malam
Hidup selalu punya alur untuk mengenang dan pulang.
Puncak Mageria, 2019
GADIS
Tak seharusnya bertuan di rumah jika pembantu hengkang dengan harap dan kata, kabar pun tak harus selalu dibidik toh jika sudah habis waktumu kau kan sadar kau bukan siapa-siapa lagi dan tak berharga lagi (kedaluarsa) mungkin? Toh itu rumah, siapa saja bisa datang, menginap dan pergi bahkan sekadar berlibur.
Jika itu bukan rumah dan kekacauan di balik selimut malammu ada baiknya lekas pergi tanpa harus diusir.
Rumah, tempat kita harus pulang dan kembali.
Detusoko, 2019
PENULIS
Chan Setu, mahasiswa STFK Ledalero semester II. Saat ini menetap di Wisma Mikael, Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero. Penulis merupakan salah satu anggota ASAL dan Altheia Ledalero.