Atambua,Vox NTT-Kondisi kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BMM) jenis solar subsisi di Belu sejak pekan kemarin hingga Selasa (02/07/2019 kian parah.
Betapa tidak, pantauan VoxNtt.com, hingga pagi ini di sejumlah SPBU di Belu antrean kendaraan bertambah panjang. Ironisnya, antrean panjang itu didominasi oleh truck-truck sejumlah perusahan besar.
Hal itu ternyata tidak hanya dipicu oleh terbatasnya stok solar sebagaimana diakui penjaga SPBU Halilulik dan penjaga SPBU Halifehan seperti dilansir VoxNtt.com pada berita sebelumnya tetapi juga dipicu oleh “aliran BBM Sobsidi” yang tidak tepat sasaran.
Diduga, BBM subsidi jenis solar lebih banyak dipakai oleh sejumlah perusahan di Belu.
Dugaan ini berdasarkan hasil pantauan sejumlah awak media di Belu sejak sepekan terakhir, dimana dari tujuh SPBU yang ada di Belu, panjangnya antrean kendaraan pengguna BBM jenis solar didominasi oleh truck dan teronton milik sejumlah perusahan di Belu.
Hal ini diakui pengusaha BBM PT. Kuda Laut Timor, Balding Tanur. Ditemui dikediamannya, Balding blak-blakan mengakui, sepekan terakhir, pasokan solar subsidi terbatas, hanya 5 ton stok per hari dari yang sebelumnya biasa 10 ton per hari.
Namun demikian, Balding mengakui, kondisi keterbatasan stok solar ini diperparah dengan praktek “mafia” BBM dimana sejumlah Perusahan di Belu tidak memanfaatkan BBM industri tetapi mereka (perusahaan) juga menggunakan BBM solar subsidi.
“Iya, memang stok untuk satu minggu ini dibatasi tapi kondisi ini diperparah lagi dengan praktek dimana sejumlah perusahaan di Belu tidak pernah membeli solar industry,” uku Balding kepada VoxNtt.com.
Balding menuturkan, untuk stok solar industri di Belu hanya disediakan PT. Kuda Laut Timor. Sedangkan solar nonsubsidi jenis Dexalite hanya ada di SPBU Fatubanao. Itupun kata dia, jumlahnya juga terbatas.
Balding juga mengakui, pemanfaatan solar Industri yang disediakan pihaknya, penggunanya hanya 15 persen atau hanya satu hingga tiga perusahaan yang membeli solar industri. Sedangkan sejumlah perusahaan besar tidak pernah membeli solar industri. Padahal, jumlah proyek di Belu dengan volume besar cukup banyak.
“Saya punya data. Sejumlah perusahaan besar di Belu tidak pernah beli solar industri. Yang beli solar industri hanya satu sampai dua perusahan saja. Lalu mereka ambil BBM di mana, karena stok dexalite di SPBU Fatubanao juga tidak seberapa banyak,” terang Balding saat ditemui di ruang kerjanya.
Terpisah, pemilik SPBU Fatubanao, Dedy Samara yang dikonfirmasi terkait stok dexalite belum memberikan jawaban.
Pantauan VoxNtt.com di SPBU Halifehan, sejumlah truck teronton milik sejumlah Perusahaan di Belu terpaksa diusir keluar dari area SBPU oleh petugas gabungan dari Bagian Ekonomi Setda Belu dan aparat inteligen yang ikut memantau antrean.
“Siapa yang berwewenang untuk menyuruh mereka pergi? Kalau mereka masih terus ada di sini, saya tidak akan pergi. Lebih baik beri tahu mereka pergi dan beli solar industry,” hardik aparat inteligen kepada sejumlah staf dari bagian Ekonomi Setda Belu yang ada di lokasi SPBU Halifehan.
Penulis: Marcel Manek
Editor: Boni J