Borong, Vox NTT-Anggota DPRD Manggarai Timur (Matim), Wilfridus Jiman menanggapi upaya pemusnahan sampah oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Matim di ruas jalan menuju dermaga Borong, Rabu (03/07/2019).
Terpantau upaya pemusnahan itu dilakukan dengan cara membakar.
“DPRD tidak setuju dengan cara seperti itu, tetapi karena di tempat tersebut topografinya miring seperti tebing menyulitkan petugas mengangkat ke bak mobil. Tentu kita berharap ke depanya pemusnahan seperti itu tidak boleh lagi,” ucapnya kepada VoxNtt.com, Jumat (05/07/2019) pagi.
Politisi partai Gerindra itu menuturkan, apabila dilakukan dengan cara membakar maka dapat dipastikan akan mengganggu ekosistem sekitar. Karena lanjut dia, di sekitar tempat itu, ada hutan mangrove yang diharapkan tidak terganggu.
Wilfridus menegaskan, di pinggir jalan menuju dermaga Borong bukan tempat pembuangan sampah. Menurutnya, masyarakat membuang sampah di tempat tersebut antara lain sebagai akibat dari kurangnya tong sampah di pusat pemukiman penduduk.
“Sebagai contoh tong sampah di sekitar tower Watu Ipu sudah cukup lama tidak tersedia. Demikian jadi di tempat lainnya. Akibatnya masyarakat mencari sendiri tempat pembuangan yang paling mudah dijangkau seperti di pinggiran jalan menuju dermaga Borong,” tukas Wilfridus.
Oleh karena itu, dia meminta kepada BLHD agar segera membenahi tempat penampungan yang memadai terutama pada pusat pemukiman.
Pria kelahiran Oktober 1963 itu juga mengimbau agar kendaraan pengangkut sampah dimanfaatkan secara optimal untuk pengangkutan sampah, untuk kemudian dibuang pada tempat yang sesungguhnya.
“Kita juga berharap pemerintah baik kabupaten maupun kecamatan dan kelurahan agar intens memberikan penyuluhan kepada masyarakat biar sampah tidak dibuang pada tempat yang tidak sesuai,” tandasnya.
“Pemda juga tetap memperhatikan kesejahteraan para petugas persampahan,” sambugnya.
Untuk diketahui, Kamis (04/07/2019) pagi, lokasi pembuangan sampah yang dibersihkan oleh pihak BLHD masih ditumpuki sampah baru. Sampah itu berupa bangkai hewan dan plastik. Ada juga limbah medis berupa botol infus yang dibuang sembarangan.
Selain menganggu keindahan jalan, tumpukkan sampah yang berada di wilayah itu, juga menganggu pengendara dan pejalan kaki lantaran menimbulkan aroma tidak sedap.
Penulis: Sandy Hayon
Editor: Ardy Abba